Tapi lari dari kehidupan Ken rasanya bukan pilihan yang terbaik, itu akan membuat Ken justru semakin susah, Alana tahu Ken sekarang berubah sangat mencintainya, maka Alana memilih untuk mendengarkan perkataan Ken tadi siang, apapun yang terjadi ia harus kuat.
Maka Alana segera menghapus air matanya, lalu menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan emosinya, pada saat itu hari sudah malam, ia bahkan sampai tidak turun sama sekali untuk makan malam karena pikirannya benar-benar kacau.
Detik berikutnya, ada yang mengetuk pintunya, Alana pikir itu Ken, ternyata Bibi Mer.
"Nyonya, apa mau dibawakan makanan ke kamar?"
Alana menggeleng lemah, matanya sangat sembab.
"Tapi Nyonya sangat pucat, Tuan baru saja telfon kalau dia pulang malam karena ada gladi untuk acara festival film besok, ponsel Nyonya kata Tuan non aktif."
"Baiklah Bi, bawa makanannya ke sini, maaf kalau merepotkan Bibi Mer."
"Tidak apa-apa Nyonya, itu sudah tugas saya, sebentar saya ambilkan."
