Namun, Erik malah berlari ke ruang tamu sambil tertawa keras. Puas sekali bisa balas dendam, bahkan lebih parah dari dia mengerjainya tadi. Lia juga berlari mengejar Erik sambil terus mengibaskan tangan karena cicak itu masih menempel di sana.
"Erik plis lepasin cicak ini," mohon Lia sambil jalan di tempat.
"Nggak, lepasin aja sendiri," suruh cowok itu sambil tergelak lepas.
"Erik plis," pinta sang gadis sambil menjauhkan telapak tangannya dari badan.
"Erik!" teriak Lia. Wajahnya merah padam dan mulai berkeringat.
Sangking takutnya, Lia sampai berjongkok dan menangis. Erik mulai mendekat, tapi tidak langsung menyingkirkan cicak itu dari tangan Lia. Malahan ikut berjongkok di depannya sambil berpangku tangan di dagu.
"Plis singkirin," ucap Lia frustasi.
"Haha, iya gue singkirin sekarang." Dia pun mengambil sapu di dapur.