Gema suara Arsy hadir, membangunkan Naufal dari alam bawah sadarnya. Kelopak mata sayu itu sesekali berkedip. Naufal berharap semuanya mimpi. Namun, kenyataannya keramain di rumahnya nyata.
"Lebih baik Ibu, Bapak, juga mas Seno sama mbak Mila menginap untuk beberapa malam. Kami akan mengadakan doa bersama selama tiga hari mendatang," ujar Naufal saat berkumpul bersama keluarga Arsy.
Ibu masih sesenggukan, tidak mampu berpendapat. Hanya diam dan menyetujui bagaimana baiknya saja.
"Ibu masih mau di sini?" tanya bapak menatap ibu.
Bu Zulaikha mengangguk, selendang yang ia kenakan digunakan untuk menutup sebagian wajahnya yang sendu.
"Ya sudah kalau ibu sama bapak mau menginap. Seno sama Mila pulang malam ini ya, kasihan Devan sama Devi di rumah," pamit mas Seno.
"Mas Seno!" panggil Naufal.
Mas Seno dan mbak Mila menghentikan langkah, lalu menoleh, "Kenapa?" tanya Seno.
"Maafin aku, Mas. Jangan membenciku," ucap Naufal dengan wajah menunduk.