Erik langsung terdiam dengan ekspresi datar menatap sang istri. "Kenapa, Nin?" tanyanya.
"Kamu dan ibu bukannya membicarakan cewek ya tadi?" Hanina hampir tak kuasa menatap Erik karena bola mata yang berkaca-kaca.
"Bukan, kamu … udah, sini. Jangan mikir yang nggak-nggak gitu dong," kata Erik sembari menarik pelan lengan Hanina dan membawanya dalam dekapan.
"Tapi tadi kamu nyebut nama cewek lain," lirih gadis itu masih tak percaya.
"Nggak, bukan cewek lain. Kamu percaya aku 'kan?" sahut Erik yang tidak melepaskan pandangan dalamnya pada Hanina.
Si cantik itu pun mengangguk kecil, menenggelamkan wajah ke dalam dada bidang suaminya dengan kelopak mata terpejam. Beberapa waktu dia hanyut dalam kehangatan itu. Hanina percaya, bahwa Erik adalah sosok lelaki baik yang tidak akan menyakitinya.