Usai mengadakan acara tiga harian Rindu, Dirga akan kembali ke Jakarta besok pagi. Malam ini dia ingin ke luar demi mendapatkan angin segar. Baru pukul delapan malam saat ia keluar dari rumah kakak iparnya, mengendarai motor metik warna merah yang tidak pernah tersentuh lagi setelah Abel pergi dari rumah itu.
Tidak punya tujuan pasti Dirga akan ke mana, tapi dia mencari tempat nongkrong yang tidak terlalu ramai. Seketika teringat cowok mata-mata sehingga Dirga menepikan motor sejenak untuk menelepon dia.
Sebentar saja, Dirga dan cowok bernama Beni itu janjian. Mereka akan bertemu di kafe tempat Abel bekerja. Dirga tentu sangat senang karena akhirnya bisa bertemu Abel lagi setelah sekian lama.
Motor itu dilajukan dengan kencang menuju tempat yang sudah dibagikan lokasinya oleh Beni. Padahal, Abel tidak bekerja sampai malam. Ketika mereka sampai di kafe--tidak jauh dari pasar tradisional, Beni bingung karena kafe sudah tutup.