Gerimis mulai mengguyur wilayah kota Surabaya. Tepat pukul sepuluh malam, Dani memutuskan kembali ke rumah. Semua tempat yang kemungkinan dikunjungi Abel sudah ia datangi, tapi laki-laki itu sama sekali tidak menemukannya.
Hatinya diliputi penyesalan. Mengkhawatirkan Abel yang bahkan pergi tanpa membawa uang. Ke mana dia sebenarnya? Dani melajukan mobil dengan kencang menerobos hujan yang semakin deras.
***
Cklek!
"Mas, syukurlah kamu pulang,'' ucap Rindu yang sedari tadi resah menunggunya.
Dia menuntun Dani yang melangkah lemas menuju ruang tengah. Ekspresinya datar dan menatap kosong. Laki-laki itu menghela napas berat berkali-kali. Membuat Rindu memahami situasinya.
"Aku ambilkan minum dulu, Mas,'' kata sang istri.
Namun Dani hanya mengangguk samar.
Dani merogoh ponselnya, berharap kali ini nomor Abel sudah bisa dihubungi.
Tut …
Tut …
"Kamu ke mana, Bel?'' lirih laki-laki itu seraya mengusap kasar wajahnya.