Jantung Abel berdegup kencang dibuatnya. Senyum miring Dirga seperti sebuah ejekan. Bahkan hanya dilihat dari raut wajah cowok tampan itu saja sudah bisa ditebak bahwa--Dirga akan membuatnya mati kutu.
Alih-alih Lia menebak jika Dirga akan mengatainya habis-habisan, ia justru melangkah menuju dispenser air dan mengambil segelas minum. Sama sekali tidak berkata apapun.
"Bukan hari libur ngapain lo kesini?" tanya Abel dengan sangat gugup.
Namun, Dirga sama sekali tidak menggubrisnya. Dia beranjak dari dapur karena enggan mengurusi Abel apapun keadaannya.
Sementara Abel langsung mengepalkan jemari tangan kanan dan mengarahkan tonjokan ke udara. Kesal sekali dengan sikap sok-sokan cowok itu.
"Mending menjanda daripada jadi istri muda tapii dianggurin," sindir Dirga saat dirinya telah jauh dari meja makan.