Sore hari ketika Abel tengah bersantai menunggu suaminya pulang, ia berpikir untuk meminta izin kepada Dani supaya dibolehkan masuk sekolah lagi. Pasalnya, semenjak dua bulan yang lalu dia hanya mengikuti pembelajaran dari rumah. Itu semua karena Dani yang sangat mengkhawatirkan kondisi fisik istri kecilnya.
Dua bulan yang Abel jalani juga sangat membosankan. Dia selalu tinggal di rumah sendirian karena Rindu sering ikut Dani ke kantor. Sementara dirinya segan bila ikut, tapi hanya menjadi manekin duduk di sofa empuk ruangan kerja suaminya.
Terdengar deru mesin mobil memasuki halaman rumah. Abel beranjak perlahan dari tempat duduknya, melihat ke luar apakah yang datang itu suami tercinta.
Ia memutar kunci pintu utama. Membuka pintu itu lebar-lebar, seketika senyum merekah bibir si cantik Abel menyambut wajah lelah suaminya.
"Sayang," lirih Abel sembari merentangkan kedua tangannya.
