"Pak Beben …," seru Lia ketika satpam sekolah hampir menutup pintu gerbangnya.
Seketika membuat laki-laki paruh baya itu berhenti mendorong pintu gerbang. "Cepetan masuk," perintahnya.
"Makasih, Pak Beben," ucap Lia sembari menerobos masuk halaman sekolah.
Lia menarik napas lega setelah memarkirkan motornya di antara motor-motor murid lain. Merasa bangga karena tidak harus memohon pada pak Beben karena masih ada beberapa detik sebelum bel masuk dibunyikan.
"Woy, ngapain di sini?" Erik tiba-tiba muncul dan menepuk bahu Lia.
Membuat gadis itu terkejut bukan main. "Kaget gue!" sentaknya.
"Hehehe, makanya jangan bengong. Yuk, masuk," ajak cowok itu.
Lia pun menarik sebelah sudut bibirnya sembari menatap Erik. Mereka berjalan bersama melewati koridor sekolah yang memanjang sedari parkiran hingga naik ke lantai dua. Bola mata gadis itu membelalak begitu merasakan sentuhan pada tangannya.