Pagi ini mama Rosa mendatangi rumah putra sulungnya. Bersama dengan Ratih, si bungsu yang selalu ikut ke mana pun mamanya pergi. Jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih. Namun, pintu utama rumah Dani masih terkunci. Membuat mama Rosa penasaran sekali sampai mengintip jendela ruang tamu.
"Kelambunya juga masih ditutup," kata wanita itu sambil menatap Ratih.
"Mama kok ngelihatin aku kesal kayak gitu, sih? Mereka lagi masak kali," seloroh gadis berambut panjang bergelombang itu.
"Masak kok pintunya pakai dikunci segala. Yuli! Yuli!" Mama Rosa mengedarkan pandangannya ke sekitar halaman.
Biasanya laki-laki itu keliling halaman untuk menyapu, juga menyiram tanaman. Akan tetapi dia belum datang juga. Padahal teriakan mama Rosa berhasil membuat putri bungsunya menutup telinga.
"Yuli …." Lagi, beliau memanggil.
"Aduh, Mama. Sudah deh. Nanti dilihatin tetangga kalau teriak-teriak terus." Ratih memperhatikan rumah-rumah lain dengan raut cemas.