Ku menatap mata indah, bibir tipis, hidung mungil melengkapi cantiknya parasmu. Lia, teruslah seperti ini.
Plak!
"Ngapain merhatiin gue kayak gitu?" gertak Lia saat mendapati tatapan kosong Dirga ke arahnya.
Seketika Dirga menurunkan pandangan. "Ehem. Pede banget sih, lo," dehamnya.
Membuat Lia mengalihkan perhatian pada bekas-bekas kapas yang barusan digunakan untuk mengoleskan obat merah pada lutut Dirga. Dia merapikan kembali kotak P3K, lalu meraih handphone di atas meja.
"Udah jam tiga. Gue pulang, ya," pamitnya.
"Masih hujan," papar cowok itu, "btw, makasih," ucapnya sambil melirik siku tangan yang sudah terbalut perban.
Lia mengangguk kecil. Kemudian memasukkan handphone ke dalam tas. "Kaos ini gue balikin besok, ya," katanya.
"Serius mau pulang? Hujan begini," seloroh Dirga. Merasa khawatir, terlebih Lia akan naik ojek di pangkalan tempat tinggalnya.