"Kasihan kalau nggak ditungguin, Bel," jawab Dani seraya memperhatikan Abel yang berpaling muka.
Cklek!
Mendengar pintu terbuka, mereka berdua langsung menoleh. Tidak begitu lama Rindu masuk ke ruang tengah tempat Abel dan Dani tengah bersantai sambil. Ia tersenyum miring begitu melihat madunya masih menyandarkan kepala pada lengan sang suami.
"Kalian belum tidur?" tanya Rindu.
"Nungguin kamu pulang. Asyik banget ya, mainnya," sahut Dani tanpa ekspresi.
"Iya, Mas, mama sama adik-adik tumben ngajakin aku jalan sampai larut malam begini. Aku mau ke kamar dulu, ya," pamitnya setelah sedikit bercerita.
"Mandi sana, kamu pasti kedinginan," ujar Dani sambil memperhatikan punggung wanita itu semakin menjauh.
Sedangkan Abel sedikit mendongak demi melihat senyum tipis suaminya yang tertuju pada Rindu. "Dani," rengeknya.
"Ya?" Laki-laki itu sedikit menunduk.
"Tidur, yuk," ajak Abel setelah sedari tadi menyimpan kata-kata itu.
"Ayo," jawab suaminya sambil beranjak dari sofa.