"Pak Yuli …."
Baru saja akan mengepel lantai yang dipenuhi cipratan minyak, suara Abel benar-benar mengejutkan pak Yuli hingga tak sengaja menyenggol ember tempat air untuk mengepel.
"Ada apa, Mbak?" tanya laki-laki ituu setelah menghela napas panjang, lalu menghampiri Abel di ruang makan.
Abel memasang wajah tanpa dosa, sambil menunjuk meja makan. "Tolong beresin piring ini dulu dong, Pak," perintahnya lagi.
"Iya, Mbak." Tanpa lama pak Yuli langsung menumpuk tiga piring yang hanya menyisakan sedikit nasi dan duri ikan itu.
Kemudian, Abel tersenyum senang karena sudah tidak ada lagi hal yang membuat mood-nya rusak. Tinggal berdoa, lalu mulai mengisi perut yang sedari tadi keroncongan.
"Hueek!" Abel memuntahkan sesuap makanan itu karena hambar dan amis.
"Ih, kenapa nggak enak banget, sih?" gerutunya sambil mendorong piring sedikit menjauh.
"Ih … tadi 'kan belum gue kasih garam." Seketika wajah ayu itu merah menahan kesal.