"Gimana mau sekolah? Lihat, kondisi kamu lemah seperti ini," sahut Dani seraya membantu Abel duduk.
Sementara waktu, cewek cantik berwajah pucat itu terdiam sambil menatap lekat suaminya. Tiba-tiba dia memeluk tubuh gagah sang suami dan menyembunyikan wajah ke dalam ceruk lehernya.
Dani pun membalas pelukan Abel, membelai rambut yang tergerai bebas di bahunya. "Sayang, jangan begadang lagi, ya." Ia memperingatkan.
Kelopak mata Abel terpejam merasakan sentuhan hangat suaminya. Ia ingin menghentikan waktu, berada di posisi seperti itu, memiliki Dani seutuhnya. Tanpa sadar, bulir bening mengalir dari sudut matanya begitu saja. Membuat Dani menunduk demi melihat wajah istri kecil yang sedang tidak baik-baik saja.
"Bel, masih sakit?" tanyanya lirih.
Abel mengangguk kecil, seraya menyeka sudut matanya. "Sakit banget," jawab gadis itu yang hanya terdengar seperti bisikan.
"Kita ke rumah sakit, ayo, Sayang," ajak Dani.
Dia akan beranjak, tapi Abel justru mempererat pelukannya.