Thohir dan Rasyid melangkah bersama memasuki rumah usai bicara. Tampak raut wajah Rasyid agak berubah tapi dia mencoba menahannya, apalagi dihadapan Madinah yang sudah menatapi mereka.
"Aku pulang, ya, Tante. Sudah larut," ucapnya sambil melangkah ke arah Fahira.
"Ah, iyaa. Hati-hati, ya?" sahut Fahira sambil bangkit dan membiarkan sahabat putranya itu melabuhkan ciuman di punggung tangannya. "Oh iya, kamu baru panen katanya, 'kan? Tante pesan lagi buah jeruk dan apel masing-masing dua kilo, ya? Kalau bisa yang bari di petik, Tante mau membuat teh lagi."
Rasyid tersenyum. "Besok akan aku antarkan kemari, Tante"
"Oke."
Menatap ke arah yang lain, Rasyid pamit pulang hingga Mursal melangkah mengantarnya keluar. Thohir juga, pun Fahira dan ketiga gadis itu. Mereka melihatnya yang sudah memasuki mobil, menyalakan klakson dan melaju keluar dari pekarangan rumah.
"Kamu mau pulang juga, Sal?" tanya Fahira membuat Mursal menatapnya. "Sudah larut, menginap saja bagaimana?"