Tiba dikamar Aini saat masih sendiri, Mursal meletakkannya dengan lembut di pinggiran ranjang. Dia mengangkat kaki istrinya, hingga bisa berselonjor dengan nyaman dan bersandar di headboard.
Aini tersenyum. "Terima kasih, Habibi," ucapnya sengaja, hingga Mursal tersenyum dan mengecup bibirnya lembut.
"Aku akan tutup pintunya dulu."
Aini diam, melihatnya yang sudah bangkit dan melangkah ke arah pintu. Pria itu menutupnya dengan cepat, lalu memutar kunci hingga takkan ada yang bisa masuk.
Mursal berbalik usai melakukannya, lalu melepaskan tas ranselnya dan melangkah ke arah istrinya yang sudah tersenyum.
"Urusan Bapak sudah siap tadi?"
Mursal mengangguk, meletakkan tasnya di bagian bawah meja nakas yang masih ada tempatnya. Dia duduk, menatap istrinya yang sedang memijat kakinya, hingga dengan lembut Mursal meraihnya dan membantunya memijat kaki istrinya yang putih mulus itu.
"Apa yang kamu lakukan disini tadi?" tanyanya sambil memijat.