Aini menatapnya sambil terkekeh. "Entahlah, sepertinya begitu."
"Hei ..." Mursal balas terkekeh, sambil mengajak istrinya duduk di sofa depan. Miko masih bergelung dengan nyaman di kakinya saat Mursal meraih remote dan menyalakan televisi.
"Tidak ada acara televisi yang enak," ucapnya membuat Aini mendongak. "Bagaimana kalau kita sambungkan dengan aplikasi streaming? Kamu mau menonton tidak, Sayang?"
Aini tersenyum. "Apa yang akan Bapak tonton?"
Mursal menarik napasnya. "Entahlah, coba lihat dulu."
Dia meraih ponsel, lalu membuka satu aplikasi yang digunakan untuk menonton film yang lebih enak dan juga lebih berkualitas.
Aini menyandar di bahunya, melihat poster film yang tengah di lihat suaminya.
"Film China saja, yang ada pendekarnya."
Mursal menoleh, menatap istrinya yang baru bersuara.
"Film China klasik?"
Aini mengangguk, lalu tersenyum lebar hingga kenyitan besar timbul di dahi sang suami.
"Kamu suka film begini?"