"Ini sudah hampir jam setengah tujuh, lho. Nanti kita terlambat makan malam bersama," ucapnya membuat Mursal mengangguk dan bangkit dari duduknya.
Dia menyimpan ponsel di dalam saku, lalu melihat istrinya yang membawa tas kecil.
"Apa isinya?" tanyanya sambil meraih tas itu dan menatap istrinya.
"Keperluan dan pakaian Bapak, kalau pakaian saya ada kok disana. Kita 'kan mau menginap, kalaupun pulang besok kita harus tetap mandi, 'kan?"
Mursal tersenyum, mengangguk membenarkan.
"Ayo, ada lagi yang kamu mau lakukan? Ada yang tertinggal?"
Aini diam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Sudah semua, ayo ..."
Mursal meraih tangan istrinya itu hingga jantungnya terasa agak ditekan. Dia merasakan tangan yang lembut itu, seakan teringat bagaimana kelembutan yang dirasakannya tadi. Sungguhan pun, Mursal seakan baru merasakannya padahal dia sudah beberapa kali menyentuh tangan ini.
"Kalau mereka sudah makan lebih dulu bagaimana, Pak?"