"Ain? Aini? Kamu ada di sana, 'kan, Sayang?" tanya Haikal yang membuat Aini menyeka wajahnya, tersadar akan panggilan kakaknya.
"Ya," balasnya pelan. "Aku akan pulang."
"Ain? Kamu baik-baik saja?"
Aini diam sejenak, menyeka bawah hidungnya dengan kepalan tangan.
"Iya, aku akan pulang, Kak. Sudah dulu, ya? Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam Warahmatullah."
Aini menurunkan ponsel dari telinganya, lalu menghela napas dan berbalik arah. Dia melangkah ke meja di mana Mursal dan yang lainnya masih ada di sana, lalu memakai tasnya di ikuti tatapan Hindun.
"Kamu mau pulang?" tanyanya membuat Aini mengangguk pelan.
Harman menegakkan tubuhnya. "Biar saya antar, Nona. Karena Tuan Zulkar mempercayakan Nona pada kami."
Hindun yang mendengar ucapan suaminya turut mengangguk, lalu bangkit perlahan dengan menggendong anaknya.
Aini mengangguk saja, lalu menatap Mursal yang juga menatapinya.
