"Kenapa?" tanya gadis itu dengan wajah tak paham. "Mengapa Abi dan Kak Haikal tertawa?"
Haikal yang ada didekat adiknya itu akhirnya mencubit pipinya, membuat Aini hampir berteriak.
"Chan itu untuk perempuan terkasih, San untuk wanita atau nyonya yang dekat dengan kita seperti Ummi atau nyonya rumah. Kalau untuk laki-laki itu Kun." Zulkar berkata, menjelaskan panggilan itu pada Aini yang langsung mengangguk seraya beroh ria pelan.
"Bilang dong! Aku mana tahu."
Keluarga itu tertawa lagi, membuat Aini cemberut. Namun, mereka tetap melanjutkan buka puasa, Aini dan Azizah juga berusaha memakai sumpit itu, menjepit mie yang hangat khas Jepang. Rata-rata makanannya hangat, karena cuaca yang benar-benar sedang dingin.
***
Mursal sendiri duduk di teras rumahnya seraya mengerjakan beberapa pekerjaan. Sehabis berbuka, pria itu sudah ada di sini dan sengaja menyendiri agar tenang.
"Belum ada kabar juga?" tanya Fahira membuatnya menoleh.
"Belum, Ma."
"Teleponlah, bisa?"