Aini meringis mendengar ucapannya. "Mungkin karena saya tidak Bapak kenali," jawabnya pelan, membuat Mukhtar melihatnya. "Memangnya Bapak pernah bertemu dengan saya? 'Kan tidak."
Mukhtar mengangguk-angguk. "Benar juga, ya. Aku hanya tahu namamu, Aini. Hanya itu saja. Apa nama panjangmu? Aku lupa."
"Arfana Syahza, nama saya Aini Arfana Syahza."
"Ah!" Mukhtar mengangguk lagi mulai paham.
"Lagipula saya juga tidak pernah melihat Bapak. Saat saya pindah ruangan saja baru pernah, selebihnya hanya beberapa kali bahkan tidak terlalu dekat. Em, paling sisanya saya mendengar tentang Bapak dari teman."
"Teman? Siapa?"
Aini tersenyum menampilkan deretan giginya. "Banyak yang menyukai Bapak dari ruangan saya dulunya, karena Bapak baik," ujarnya pelan membuat Mukhtar beroh ria tanpa terusik. "Dan saya juga tidak pernah melihat Pak Mursal di tempat ini. Entah bagaimana, tapi sepertinya Allah memang sudah punya waktu tersendiri untuk mempertemukan murid dengan gurunya."