"Semalam di rumah Bapak."
Mursal terdiam, menatapnya yang juga tak bersuara lagi bahkan hingga beberapa saat. Pria itu menatap ke arah depan, melihat pagar yang di jaga oleh seorang satpam. Kalau sudah di jelaskan, artinya semuanya sudah selesai, bukan? Tidak ada yang mereka tunggu lagi, bukankah itu kata Nenek Aini saat mereka menemuinya di desa?
Namun, kenapa Haikal sama sekali tidak ada bilang apa-apa? Bukankah dia sudah sepakat untuk membicarakannya?
"Eh, ada Pak Mursal? Kapan datang, Pak?" Azizah yang baru selesai menjemur pakaiannya di belakang menyapa, saat dia datang ke teras depan.
Pria yang di panggilnya itu tersenyum, melihatnya yang tengah duduk di sebelah Aini.
"Barusan, niatnya saya mau mengajak Aini ke toko lalu siangnya melakukan fitting dan juga memilih cincin. Namun, sepertinya belum bisa. Ibunya Aini keluar, ya?"
Azizah yang tak tahu apa-apa tersenyum. "Ya, Pak. Tadi berbelanja dengan Paman Zulkar, sebentar lagi juga pulang."