Haikal duduk di ruang pribadinya sambil melamun. Dia masih belum menemukan waktu yang tepat untuk bertanya, karena adiknya yang masih di rawat di rumah sakit. Di pejamkannya mata, seolah menenangkan pergolakan batin yang masih terasa. Dia bersandar di punggung kursinya, memikirkan banyak hal untuk hidup mereka kedepannya.
"Apa aku keperusahaan Abi saja? Aku tanya sekarang?" Pria itu bertanya pada dirinya sendiri sambil bangkit berdiri, lalu mengambil tasnya yang berisi dokumen.
Langkahnya terayun keluar, melihat tokonya yang ramai. Dia bekerja sama dengan Zulkar, makanya sekarang usahanya juga menjual barang-barang elektronik. Ponsel, laptop, tablet dan lainnya semua dia jual. Bahkan beberapa kebutuhan benda-benda itu.
Dia akui ini semua dari ayah tirinya yang identitasnya mulai menjadi kacau dalam dirinya. Pria itu menghela napas, lalu melangkah keluar dari ruangannya dan menutup pintu.
"Mau kemana, Mas Haikal?"