Aini langsung menegakkan tubuhnya mendengar suara salam itu. Dia menatap wajah-wajah yang ada di sana, hingga akhirnya mereka tiba lebih dekat dengan mereka.
Ayah ibu gurunya, Madinah, Mukhtar dan Sarah. Tak ketinggalan ada Ustadz Ahmad di sana, hingga dadanya perlahan mulai sesak. Apa yang mereka lakukan? Mengapa mereka membawa paket hantaran? Dan ada ayah serta kakaknya juga di sana. Apa ini? Apakah keluarganya ikut-ikutan juga? Bagaimana bisa keluarga gurunya datang seraya membawa paketan mahar? Apakah dia akan di lamar di tempat ini?
"Waalaikumsalam Warahmatullah Wabarakatuh. Ada apa ini?" Zainab bertanya, mendahulukan Aini yang baru akan membuka mulutnya.
Mursal tersenyum, melangkah lebih dekat hingga tiba di ujung ranjang Aini. Gadis itu sampai menatapnya, yang sudah tersenyum kecil.
"Hari ini saya akan melamar Aini, Tante. Sebagai bukti keseriusan saya," ucapnya tegas, hingga Aini menarik tatapannya dan menunduk sedikit.