Adam dan Levin sangat terkejut sekali, pada saat sapu yang dipegang oleh Pak Handoko menghantam kening Tante Monik, dan membuat langsung mengeluarkan darah segar dari pelipisnya. Tante Monik hanya memegang luka tersebut dengan tangannya dan kembali menangis.
"Astaghfirullah! Sungguh kejam hati lelaki itu!" gumam Adam di dalam hatinya dengan kesal.
"Kau masih tetap dengan pendapat dan keputusanmu, Monik?" tanya Pak Handoko dengan nada suara yang bertambah kesal dan marah!
"I-iya ... aku akan tetap pada keputusanku, Handoko! Aku tidak ingin menyusui tuyul itu lagi, aku tidak perlu menjadi orang kaya apalagi dengan cara yang haram! Aku hanya ingin hidup dengan tenang dan damai. Demi Allah Handoko, seharusnya kau pun bertaubat sebelum terlambat!" teriak Tante Monik dengan suaranya yang keras. Air mata terus mengalir dari pipinya yang kurus dan cekung.