POV Mama Levin
Malam ini, hujan turun dengan derasnya, seperti ribuan jarum tajam menusuk bumi. Begitu juga suara petir terus menggelegar, membangunkan paksa seluruh isi alam.
"Aku takut, Yan," desis Maryati sambil menatap mata Yanuar dengan nanar, sembari menggenggam erat tangannya penuh ketakutan.
"Jangan egois, Mar, kau harus menggugurkan kandungan. Kita baru kuliah semester tiga, mana mungkin menikah. Lagi pula, papamu tidak setuju punya menantu orang miskin," ujar Yanuar dengan penuh cemas.
Mendengar perkataan Yanuar, Maryati terdiam. Sambil menggigit bibirnya perlahan. Apa yang dikatakan Yanuar memang benar. Kehamilannya akan menghancurkan segala yang mereka berdua cita-citakan.
Sejak Maryati dan Meliana adiknya menginjak usia remaja, mereka selalu diingatkan oleh sang papa, Bramasta Kusumonegoro. Seorang Direktur Perusahaan pupuk organik yang sukses. Agar mereka berdua mencari jodoh, sesuai bibit, bobot dan bebet.