Seperti itu lah awal mulanya Kosim menjadi seorang juragan, dan semenjak saat itu Kosim dan keluarga selalu dikelilingi dengan harta yang bergelimang tanpa pernah kekurangan lagi. Saudara yang dulu membencinya atau bahkan menghina karena kemiskinannya. Sekarang mereka semua jadi memujanya seperti layaknya seorang raja saja.
***
Waktu Ashar Kakek Sigit baru saja pulang mengisi pengajian di kampung tetangga. Kakek bersama dengan Fathan menaiki motornya melewati perkebunan tebu milik Juragan Kosim, yang berdampingan dengan perkebunan tebu miliknya.
Kakek Sigit sengaja memerintahkan kepada Fathan agar jalan pulang mereka melewati perkebunan tebu ini. Karena Kakek ingin mengetahui, kebenaran yang Adam temukan di perkebunan tersebut.
"Yang mana batas perkebunan tebu milik juragan Kosim, Fathan?" tanya Kyai Sigit memastikan.
"Sebelah sini hingga tepi ini, Pak Kyai ...," jawab Fathan sambil menunjuk ke arah batas perkebunan tebu tersebut agar Kyai Lemah Abang mengetahui.