"Saya juga minta maaf, saya tak bisa memenuhi permintaan Anda," ujar Karlina.
"Maaf ... " Rendy berusaha mengkonfirmasi ucapan Karlina.
Karlina mengambil gelas teh di depannya lalu meneguknya perlahan dengan elegan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri.
Karlina tahu betul dua pria brengsek ini sedang mengincarnya. Atau sesuatu dibalik ini semua. Namun ia tak ingin terkecoh dengan dua pria hidung belang ini.
"Saya seorang kepala daerah. Dan saya berjanji pada warga saya untuk memenuhi tanggung jawab saya akan hal ini. Tanah itu sudah kami bayar secara sah dan legal. Dokumen hak milik juga sudah kami urus dengan baik. Proyek itu sudah berjalan. Dan di beberapa bagian sudah siap untuk dicor. Anda tak bisa seenaknya meminta kembali. Apa yang akan saya katakan pada masyarakat?" ujar Karlina.
Rendy mengambil rokok di depannya. Ia mengambilnya satu batang dan memasukkan ke dalam mulut lalu menyalakannya.
