"Itu tak akan mungkin, Andrea. Untuk apa aku menikah lagi. Kau sudah cukup untukku. Aku tak bisa bersama wanita lain," ujar Evans.
Kemarahan Andrea seketika mereda mendengar ucapan manis Evans.
"Bodohnya aku mudah sekali terperdaya ucapanku," keluh Andrea.
Evans segera menghampiri Andrea dan mengajaknya ke atas ranjang.
"Kau mau apa?" tanya Andrea.
"I need dopamine," ucap Evans.
Ia lantas duduk dan meminta Andrea duduk di atas pangkuannya. Andrea pun mengikuti apa mau Evans.
"Apa dopamine-mu?"
"Kau, kau adalah dopamine-ku," jawab Evans.
"Kau gila, cepatlah ganti pakaian. Bukankah kau ada jadwal bertemu dokter Tony?" tanya Andrea.
"Ouh, aku lupa.Oh, damn!"
"Kenapa panik? Kau menyuruhnya kemari," ujar Andrea.
"What?" Evans terkejut seketika mendengar ucapan Andrea.
"Ke-kenapa?"
"Kau menghubungi Dokter Tony?"
"Tidak, dia menelepon ke rumah. Dia mencarimu," ujar Andrea.
Andrea menatap Evans dengan tatapan penuh tanda tanya. "Kenapa kau terlihat panik?"