Andrea hanya diam saja. Ia tak bisa mengatakan apapun. Rasanya ia merasa bersalah. Namun, ia benar-benar tak nyaman berdua di atas ranjang bersama Evans.
"Astaga!" tiba-tiba Andrea teringat akan sesuatu.
Ia segera bangun dan turun dari ranjangnya.
"Kau mau kemana?" tanya Evans.
"Kau lupa kalau aku punya jadwal padat hari ini. Tuan Lee akan marah padaku," ucap Andrea.
"Biar aku yang bicara pada Lee. Dia akan mengerti," ucap Evans.
"Tidak! Kau tak boleh bicara dengannya!" ucap Andrea tegas.
"Kenapa?" tanya Evans.
"Tak ada yang perlu dibicarakan," ucap Andrea.
"Kenapa kau aneh sekali. Aku dan Lee teman dekat. Tidak apa-apa.Dia tak akan marah kalau tahu kau bersamaku," ucap Evans.
"Tidak, tidak perlu. Aku akan jelaskan sendiri kepada Tuan Lee. Kau tidur saja dulu. Aku akan meneleponnya.
Andrea segera mencari ponselnya yang ada di dalam tasnya. Saat ia hendak menelepon tak ada sinyal sama sekali di ponselnya.
"Kau tahu password WiFi di sini?" tanya Andrea.