"Tuan .... " Kenand menatap Evans dengan begitu lirih.
"Sudahlah, kita bicarakan nanti saja. Kau pulanglah. Biarkan aku bekerja," ucap Evans.
Kenand tak bisa lagi membantah ucapan Evans. Ia kemudian memutuskan untuk pergi dari gedung DC. Meskipun ia dan Evans seperti kucing dan anjing. Namun, Kenand amat sangat menghormati Evans. Bukan hanya sebagai bosnya.
Tetapi juga panutan hidupnya. Berkat Evans, ia bisa lepas dari keterpurukan karena kehilangan Martha. Dan Evans pula yang menjadikan ia Kenand yang seperti ini.
Jika dulu Evans melepaskannya setelah kematian Martha, mungkin Kenand akan bernasib sama seperti ayahnya. Menjadi berandalan tak jelas.
"Kenand!" panggil Alex kepada Kenand yang hendak masuk ke mobilnya.
"Alex?" Kenand berbalik dan . menatap ke arah Alex.
"Kau akan menyerah begitu saja?" ujar Alex.
"Tempat ini bukan milikku, Alex," jawab Kenand.
"Aku hidup di sini selama sepuluh tahun. Kalau DC tak ada aku akan melakukan apa?" ucap Alex.