Setelah dari DC, Evans bergegas ke rumah Silvy untuk menemani Andrea yang sejak pagi sudah di sana.
"Dimana Silvy?" tanya Evans kepada Andrea saat baru datang.
"Di kamar sedang tidur. Dia sejak tadi terus saja menangis. Lalu dimana Kenand? Apa kau sudah bisa menghubunginya?" tanya Andrea.
Evans menahan senyum kecutnya, lalu menggelengkan kepalanya kearah Andrea. Terlihat jelas wajahnya putus asa.
Andrea segera memeluk Evans untuk memberikan dukungan kepadanya.
"Semoga dia baik - baik saja, Evans," ujar Andrea.
Evans tak membalas apapun ucapan Andrea. Saat ini hatinya benar - benar kalut dan bimbang. Matanya memerah seolah menahan tangis.
Rasanya ingin sekali berhenti dari semua kekacauan ini.
Tentu saja Andrea merasakan ada yang aneh dengan suaminya itu. Ia melepas pelukannya dan menatap wajah Evans yang terlhat sanga lelah.
"Semua akan baik -baik saja, Evans," ucap Andrea.
"Benarkah begitu, Andrea? Aku sudah lelah melihat pemakaman," ucap Evans.