Disclaimer : Kisah ini hanya fiktif belaka tidak ada hubungannya dengan kondisi politik negara manapun. Dan tidak bermaksud menyudutkan negara manapun. Murni karangan author ya.
Kenand turun dari mobilnya bersama Silvy di sebuah gedung hotel milik Christoper Company.
"Apa ada acara penting?" tanya Silvy sambil berjalan bersama Kenand masuk ke dalam hotel itu.
"Sesuatu, yang menandakan kalau perang akan segera dimulai," ucap Kenand.
"Aku tak paham," ucap Silvy.
Kenand segera menggandeng tangan Silvy dan berjalan bersama. Silvy berusaha menarik tangannya karena ia malu.
"Nanti ada yang melihat," ucap Silvy.
"Tenang saja, kita ini sudah berkencan secara terbuka," sahut Kenand.
"Tapi kau, kan, sedang bekerja?"
"Siapa yang peduli? Kau dan aku tak disorot di mana – mana. Kalaupun kita berkencan ke sana ke sini, tak akan ada yang mempersoalkan," ucap Kenand.
"Ah, kau benar. Ada untungnya juga, ya tidak terkenal," ucap Slivy.