"Cinta? Aku tak bicara soal cinta. Kau bicara tentang tanggung jawab," sahut Kenand.
"Tak perlu, aku akan menikah dengan orang lain. Kenapa kau harus bertanggung jawab?" sahut Silvy dengan santai.
"Kau bilang kau masih mengingat kejadian itu?"
"Ya, ya, memang," sahut Silvy.
"Lalu?"
"Lalu apa?"
"Kau memikirkan tubuhku ... "
"Oh, kau salah paham. Aku tak begitu! Kenapa aku harus memikirkan tubuhmu? Maksudmu aku berfantasi tentang kau, begitu? Oh, tenang saja, Kenand. Aku tak melalukan itu. Ya, aku mengingat hal itu tapi tak ada perasaan apapun," ucap Silvy.
Kenand menatap tajam ke arah Silvy. Pikirannya tentang Andrea hilang sudah berganti dengan Silvy yang ada di depannya.
"Kalau kau tak bisa melupakan hal itu. Kenapa kau menikah dengan pria lain?"
"Karena kau tak bisa melupakan istrimu! Aku tak mungkin bersaing dengan orang yang sudah mati! Ops!"
"Hem?" Kenand memicingkan matanya.
