Karlina di dalam kantornya sedang memeriksa pekerjaan pekerjaan yang sedang menumpuk.
"Aku bisa gila jika harus mengerjakan semua ini. Aku tak cocok dengan ini semua," ujar Karlina kesal.
TOK! TOK! TOK!
Terdengar pintu diketuk dari luar.
"Masuk," sahut Karlina.
JEGREK!
Felix masuk dari luar seraya membawa beberapa tumpukan berkas.
"Saya mendapat tanda tangan Gurbernur. Akan tetapi, persoalan tanah itu masih saja alot, Bu," ujar Felix.
"Astaga, aku bahkan sudah melakukan apa yang dia mau. Sulit sekali meyakinkan Rendy Wijaya," gumam Karlina kesal.
"Ada hal yang harus saya selesaikan dengannya, Bu. Dan hanya hal itu yang bisa meluluhkan, Rendy," ujar Felix.
Karlina mengangkat alisnya. Ia tahu apa maksud Felix. Namun ia tak percaya Felix akan mengatakan hal itu kepadanya.
"Rendy Wijaya menyukai teman saya sejak jaman kami kuliah. Dan dia ingin bisa mendapatkan gadis itu untuk dipersuntingnya. Hal itu yang menjadi ganjalan atas permasalahan ini," ujar Felix.