Andrea duduk termenung di taman. Pikiran melayang layang membayangkan Evans.
Ia tak sadar jika dirinya sudah dirasuki oleh perasaan yang. Seharusnya tak dimiliki olehnya.
Namun, di tengah kegelisahannya itu. Samar samar, ia seperti mendengar suara tangis seseorang.
"Siapa menangis di malam malam begini?" gumam Andrea.
Karena penasaran Andrea memutuskan untuk mencari tahu di mana alas suara itu.
"Ya Tuhan, Max!" pekik Andrea kala melihat Max sedang menangis tersedu sedu di sudut taman di antara tanaman hias yang berjejer rapi di taman itu.
"Kau mabuk?" ujar Andrea seraya menghampiri mentornya itu.
Max terlihat kacau sekali. Ia menangis dan meminum minuman keras seorang diri. Dan ia sudah hampir habis satu botol wiski.
"Max," panggil Andrea.
"Lisa akan menikah dengan pria pilihan Tuan Evans, Andrea. Kau tahu, anakku akan memiliki ayah," ujar Max dalam kalut.
