Alex menatap Anthony dengan tatapan kasihan. Ia tahu, Anthony pasti ingin yang terbaik untuk keluarganya. Namun, ia juga harus tahu. Hidup kakaknya adalah tergantung DC.
"Beri tahu padaku. Apa yang membuat Anda mau untuk ikut masuk ke DC? Sebelumnya Anda tak tertarik," tanya Alex.
"Masalah keluarga Alex. Kau tak seharusnya Bertanya," ujar Anthony.
"Hem, maaf. Tuan Anthony," ujar Alex kembali menenggak minumannya.
"Kau tahu kakakku tergila gila pada wanita di sini?" tanya Anthony.
"Ya, aku tahu," jawab Alex.
"Tapi dia menyangkalnya," ujar Anthony geli.
"Akan lebih baik seperti itu. Terlalu beresiko jika harus jatuh hati, sebagai Tuan Evans," ujar Alex.
"Tapi aku ingin hutan kering dan tandus itu terisi oleh tanaman yang hijau dan subur," ujar Anthony.
Alex hanya tersenyum lalu menuangkan wiski itu ke gelas Anthony.
"Mari kita bersulang," ujar Alex.
***
Evans duduk di dalam mobil bersama Kenand. Tampak sesekali Evans menatap ke arah luar.
