Ara pun sampai rumah, sedikit jadi pendiam dan hanya sibuk dengan sekolah juga yang lainnya.
Saat Ara di rumah, Abang pun langsung meminta pada Ara untuk kalau ada apa-apa jangan lupa untuk berbicara pada Opa.
Ara pun hanya diam saja dan hanya menatap dengan lekat pada Abang. Keduanya pun saling bertatapan agar keduanya bisa tak canggung.
"Kenapa Ara sayang?"
"Nggak perlu, opa karena ada oma yang akan bantu."
"Yakin? nanti apakah akan baik-baik saja?"
"Opa bisa pegang omongan Ara."
"Ok kalau gitu, kalau nginep di sini boleh?, hanya seminggu saja."
"Iya boleh kok."
Tak lama, di lain tempat Aluna yang sedikit lega setelah bertemu dengan Iqbal. Malah senyam -senyum dengan tingkahnya.
Aluna pun yang istirahat terus saja memikirkan Iqbal. tak lama, ada yang datang dia ternyata talent untuk acara berikutnya. Aluna pun kaget saat harus ikut lagi ajang pencarian bakat, pas juga Iqbal di ajak. kata talent itu.
"Yakin lo, Iqbal ikut?"
"Gue telepon di depan lo deh."
"Ok."