Hoam! Ify terbangun dia mulai menuju ke kamar mandi setelah mendengar adzan subuh. Dia memang enggan meninggalkan sholat sekalipun. Dia tidak ingin menjadi hamba yang tidak bersyukur. Dia mendengar suara adzan mengema. Seperti biasa dia akan sholat berjamaah bersama ayahnya di masjid dekat rumahnya.
Ify segera menuruni anak tangganya. Dia sudah melihat kalau ayahnya sudah menunggu di sofa ruang tamu. Dia segera menghampiri ayahnya sambil membawa mukenah dan sajadah. Dia merasa bahagia sekali memiliki seorang ayah yang terbaik. Bahkan dia selalu mengidolakan ayahnya. "Suatu saat aku pasti bisa mendapat sosok pendamping sempurna seperti ayah. Agar aku bisa menyempurnakan sebuah keimanan hingga menuju keluarga sakinah. Mungkinkah aku bisa mendapatkan lelaki seperti itu?" Tanya hati Ify sambil berjalan.
"Kamu sudah siap?" Tanya Rumi.
