Seorang gadis yang baru saja selesai mandi, dikejutkan dengan ketukan keras di pintu kamarnya yang terjadi berulang-ulang.
"Amber, apa kamu masih tidur ?" Suara berat yang memanggilnya itu, malah seperti suara yang penuh dengan ancaman. "Cepat sarapan, ayah menunggumu dalam waktu 5 menit."
"Tunggu ayah, aku baru selesai mandi, aku akan segera sarapan." Amber memilih acak pakaian yang ingin ia kenakan, ia tetap cantik walau memakai pakaian apapun.
Sebelum pergi sarapan bersama ayahnya, Amber meluangkan waktu untuk merasakan sinar matahari dari jendelanya, ia memang sudah terbiasa seperti ini, bahkan ini sudah seperti kebiasaannya.
"Panas matahari yang akan selalu sama setiap harinya." Amber lalu menutup pintu jendela kamarnya sebelum pergi untuk sarapan bersama ayahnya.
***
"Morning ayah." Amber mencium wajah ayahnya yang masih tetap tampan walau sudah berumur.
"Morning princess, kamu terlihat cantik dengan setelan baju itu."
Good!Putri cantiknya sekarang telah terlihat sangat cantik, memang cocok untuk menjadi pasangan Harry.
Tuan Johnson, ayah Amber telah menjodohkan putrinya ini dengan putra sahabatnya, tapi ia belum memberi tahu apapun kepada putrinya itu.
"Aku memang selalu cantik yah." Amber lalu mencomot cheese cake kesukaannya.
Setelah selesai makan, Amber mendengar suara cempreng yang sangat familiar di telinganya.
"Hai om, Hai Am." Seraya mendapat anggukan dari Tuan Johnson.
"Hai Mela, tumben kamu kesini, ada apa ?" Amber melanjutkan memakan cheese cake nya yang masih banyak.
"Aduh, kan kamu lupa lagi, hari ini kita kan mau pergi ke mall." Mela memasang muka sedihnya pada Amber, tapi pasti, tidak akan mempan, Amber sudah sering melihat Mela seperti ini, bahkan selalu. "Kita kan udah janjian dari dua hari yang lalu Am."
Bolehkah aku kembali ke alam mimpi, aku sungguh merasa bersalah kepada Mela karena melupakan janjiku, sekaligus malu kepada ayah.
"Ayo, kita pergi sekarang." Amber lalu menarik Mela meninggalkan cheese cake nya yang masih tersisa.
***
Disaat Amber sedang melihat jalanan, ia melihat beberapa anak buah ayahnya mengikutinya dan Mela, pasti ayah menyuruh mereka untuk mengawasi kami dari kejauhan, sungguh menjadi anak seorang mafia itu menyusahkan, bagaimana tidak menyusahkan, jika setiap hari selalu ada orang yang berniat buruk kepada Amber.
Memang ayahnya punya banyak musuh, tapi Amber tidak ingin punya banyak musuh, tapi buktinya banyak orang tidak mau bergaul dengannya, hanya karena ayahnya seorang mafia, sungguh penderitaan yang menyakitkan.
Tapi Amber bersyukur, ada Mela yang mau menjadi sahabatnya, ia tidak akan pernah menyesal berteman dengan Mela, walaupun dia orang yang sedikit menjengkelkan, tapi Amber menyukai karakternya.
"Kamu beli DVD baru ya Mel ?" Amber mengacak semua DVD music baru milik Mela, seraya mencari yang ia suka. "Wah aku mau mendengar ini aja ya." Amber membuka DVD music yang berisi lagu-lagu milik Ariana Grande.
Memang siapa yang tidak menyukai lagu-lagu nya ?
"Ya, aku baru membelinya minggu lalu Am, dan apa kamu percaya kalau aku mendapat diskon percuma, diskonnya sampai lima puluh persen."
Amber tidak percaya yang dikatakan Mela, biasanya tiap ia membeli DVD, ia tidak pernah mendapat potongan harga percuma seperti itu, malah biasanya dinaikkan.
"Kok bisa Mel, aku tak pernah mendapat potongan harga sepertimu." Amber mulai memajukan bibirnya, ia kesal akan penjual DVD yang tidak pernah memberinya diskon.
"Aku mendapat diskon karena aku cantik, yah, sekarang kamu harus mulai belajar memuji kecantikan ku Am." Mela mulai tersenyum, seakan-akan bangga karena mendapatkan diskon lima puluh persen itu.
"Ini baru lima puluh persen, sedangkan aku pernah mendapat diskon sebanyak seratus persen." Amber mulai tersenyum kecut atas perkataan Mela tadi yang mulai memancing kebosanan.
***
Mela berteriak girang, diskon akhir bulan yang sedang ada di toko yang sedang dihampirinya membuatnya sangat bahagia. "Ah, inilah kebahagiaan dalam hidupku....." Kalau sudah ada diskon seperti ini, pasti sifat asli Mela terlihat dengan jelas.
Disaat Amber menunggu Mela yang sedang meminta tambahan diskon, karena dia masih merasa diskonnya tidak sebanding dengan jumlah barang yang dia beli, Amber mulai tertarik dengan sebuah baju bewarna biru muda yang tergantung dipojok kiri toko.
Amber mencoba mengambil baju yang menarik perhatiannya itu, sampai tidak sadar, bahwa ada orang lain yang juga tertarik dengan baju yang sama dengannya.
Amber langsung menepis tangan yang juga hendak mengambil baju yang ia sukai, lalu ia menoleh kebelakang dan melihat wajah lawannya itu.
Dada Amber seketika berasa berdetak sangat kencang, karena melihat wajah pria yang sangat tampan dihadapannya ini, sungguh wajah dengan rahang kokoh dan tubuh proporsional ini menarik minatnya.
"Maaf, apakah kamu juga menyukai baju itu ?" Dia bertanya dengan nada sopan, ah..... sungguh, apakah pria ini adalah pasangan yang pangerannya yang telah datang menjemput nya ?
Salahkan film Disney akan segala khayalan Amber tentang pangeran yang tampan dan baik hati.
"Nona...." Panggilan itu sontak membangunkan Amber dari khayalannya.
"Ya, aku juga tertarik dengan baju ini, tapi kalau kau suka, ambil saja."
Pria itu tersenyum sembari menggenggam tangan Amber, rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuh Amber.
"Aku yang seharusnya mengalah, bukannya kamu yang harus mengalah padaku, aku seorang pria, pria sejati akan selalu mengalah kepada seorang wanita."
Amber yang sudah terlampau terpana akan genggaman tangan pria dihadapannya ini, jadi tidak mendengar ucapannya, Amber terlampau suka dengan aroma pohon pinus yang keluar dari tubuh pria ini.
"Nona....." Pria itu mengguncang tubuh Amber dengan kuat.
"Eeh, ya.... maafkan aku." Amber mulai merasa pipinya memanas karena malu, dia seperti sedang tertangkap basah, karena sedang melihat wajah pria dihadapannya ini.
"Kalau begitu aku permisi dulu nona, sampai bertemu lagi." Pria itu tersenyum kepada wanita di hadapannya itu, dan berlalu dari toko itu.
Sopan, Tampan dan Menghargai wanita, sifat-sifat inilah yang disukai Amber terhadap seorang pria, apakah dia mulai menyukai pria yang bahkan tidak ia ketahui namanya ?
Really ?Amber merasa ia mulai gila, hanya karena pria yang beraroma pohon pinus itu.
***
Tuan Johnson tampak sedang sumringah akan percakapannya dengan seseorang di teleponnya. " Jadi Ed, apakah perjodohan putra-putri kita ini akan dilanjutkan ?"
"Pasti Jon, tapi apakah putrimu bersedia menerima putraku ini ?"
"Pastilah Ed, Amber pasti menyukainya dalam pandangan pertama."
"Semoga Jon."
Semoga kamu bisa menerima rencana perjodohan yang sudah kupersiapkan untukmu Amber.
***
Mela berceloteh kesal kepada Amber, karena ia sudah menggunakan teknik rahasianya yang biasanya akan manjur di toko manapun untuk mendapat diskon besar, tapi kali ini tekniknya itu tidak mempan. "Kau tahu, mereka bilang aku cewek pelit, sumpah kalau bukan karena sedang ditempat umum, aku pasti sudah menjahit bibirnya itu."
Amber mulai merasa perutnya hampir sakit, karena tawa yang tidak pernah bisa ia hentikan. "Tapi kamu mendapat semua barangnya kan ?"
"Pastilah."
Diperjalanan menuju tempat parkir, Mela merasa perutnya sudah tidak bersahabat, ia mulai meminta tolong kepada Amber supaya menjaga barangnya selama dirinya berada dikamar mandi.
Amber yang bosan menunggu mulai berjalan-jalan di area parkir, sampai dirinya tidak menyadari bahwa ia menabrak seseorang. "Maaf, maaf..." Amber mendongkak melihat pria yang ada dihadapannya ini yang tersenyum kepadanya, lebih tepatnya sebuah seringai.
"Tidak apa-apa." Suara bariton itu membuat Amber merasa tertarik sekaligus takut, tapi ia tidak dapat menampik bahwa pria yang ada didepannya ini sangat tampan dan atletis.
"Salam kenal, namaku Harry Scouth."
Disaat Amber ingin mengucapkan namanya, Harry sudah terlebih dahulu mengucapkannya. "Kamu Amber kan ?" Amber kaget, sejak kapan dirinya terkenal ? Sampai-sampai pria dihadapannya ini mengenalinya.
"Darimana kamu tahu namaku ?"
"Aku tahu semua tentang dirimu Amber, apa boleh aku mencium dirimu saat ini, kau benar-benar cantik." Amber sontak memukul kepala pria itu, dasar tidak tahu malu, baru kenal satu menit yang lalu, sudah minta dicium, enak saja.
"Dasar pria mesum, aku tidak akan memperbolehkanmu untuk menciumku, cium saja sana pembantumu." Amber tidak suka pada pria itu, dia sangat mesum dan tidak tahu malu.
"Ayolah, aku tahu, kamu pasti juga menyukaiku kan ?"
"Dalam mimpimu." Amber mulai berjalan tergesa karena risih akan sikap pria yang dihadapannya tadi.
Harry tersenyum saat melihat punggung Amber mulai menjauh, lalu ia mulai mengambil foto yang ada didalam saku celana jeans-nya, lalu tersenyum bahagia. "Ternyata kamu jauh lebih cantik daripada yang di foto, calon istriku."
Amber mulai mencari Mela yang tidak kunjung datang dari tempat asalnya itu, yaitu kamar mandi, silahkan bilang Amber kejam karena mengejek temannya sendiri.
Yang terpenting sekarang adalah dirinya sedang kesal karena kejadian beberapa saat tadi, Amber merasa ini hari keberuntungan sekaligus kesialan baginya, karena ia menemukan pangerannya, sekaligus pria mesum yang tertarik pada tubuhnya hari ini.