Cahaya matahari telah kembali datang, jujur, Amber tidak bisa tidur pulas tadi malam, karena ancaman yang datang kepadanya itu.
Ketika Amber mengingat kembali ancaman itu, kepalanya pusing, kenapa sekarang hidupnya banyak berubah ?
Dahulu ia bisa pergi kemanapun dengan leluasa, sekarang ia harus was-was saat bepergian kemana-mana, dan sekarang ia juga tidak boleh sering keluar rumah karena ia akan segera menikah dengan pria mesum sialan itu, Harry.
Bagaimana jika orang yang meneror Amber semalam itu tiba-tiba muncul di pesta pernikahannya, lalu menghancurkan pestanya, kenapa ia malah mengkhawatirkan pernikahannya yang akan gagal, seharusnya ia senang, kalau pernikahannya gagal maka ia tidak jadi menikah dengan pria mesum itu.
Dan jika itu benar terjadi, mungkin ia harus berterima kasih kepada sang peneror.
Amber butuh kesejukan air, karena sekarang tubuhnya sudah sangat lengket, ia langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Dan untuk pertama kalinya, Amber melupakan aktivitas hariannya, yaitu merasakan panas matahari.
***
Piring yang terlihat hampir bersih itu adalah piring Amber, ia tidak pernah mau meninggalkan sisa waktu makan, karena ia tahu, orang miskin sangatlah susah untuk mendapatkan nasi seperti ini.
"Am, apa kamu masih memikirkan yang semalam ?" Suara berat yang membuat Amber langsung mendongkak melihatnya.
"Jujur, Am sebenarnya masih takut yah, bagaimana kalau teror yang semalam itu asli."
"Jangan takut, ayah yakin itu hanya ulah orang yang iseng padamu, kamu kan cantik." Amber menatap ayahnya yang seperti ingin menghilangkan ketakutannya. "Bahkan jika itu memang asli, Harry akan selalu ada untukmu, jadi mulai sekarang, jika kamu mau bepergian, harus bersama Harry." Fix, ketakutan ku bukan semakin berkurang tapi malah semakin bertambah, ayah yang jahat.
"Ayah, Am mau pergi ke mall hari ini, mau beli make-up." Sembari mengambil kebab yang telah tersaji sedari tadi.
***
Hembusan nafas yang keluar dari mulut Amber menandakan bahwa dirinya sedang bosan sekarang, duduk bersama pria mesum ini, sama sekali tidak membantunya, malah menyusahkannya.
" Kamu suka lagu apa sugar ?" Harry melihat-lihat koleksi DVD-nya yang ada didalam mobil.
Amber segera mengambil alih DVD itu, dan segera memarahi pria mesumnya karena dia sedang menyetir. "Eh, kau sudah gila ya, aku belum mau mati, hati-hati dong, kamu bisa celaka, dan ingat bukan hanya kamu yang ada di mobil." Kemarahan Amber memuncak sekarang, ia tidak mau mati sia-sia, ia masih ingin hidup, ia masih ingin melihat pangerannya lagi.
Mengingat-ingat pangerannya, Amber bertemu dengannya di mall yang ingin dikunjungi Amber sekarang, tepatnya ditoko baju, ia akan kembali ke toko tersebut, mungkin saja pangerannya kembali ke sana.
"Terimakasih sugar, kamu sudah perhatian padaku, kamu tidak ingin aku celaka, kamu istri yang baik, aku makin mencintaimu." Amber melototkan matanya, enak saja ia dipanggil istri oleh Harry, pria mesum yang seenaknya saja jika berkata.
"Aku bukan istri kamu prisum."
"Prisum ?" Harry kebingungan dengan perkataan istrinya itu, salahkan otak mesum Harry jika ia akan selalu memanggil Amber istrinya. "Namaku Harry sugar, bukan prisum."
"Ya, kamu prisum, Pria Mesum."
Skakmat
***
Kemacetan menambah kebosanan Amber di dalam mobil Harry, ia tidak ingin mati kebosanan, lebih baik ia sedikit menurunkan egonya, dan berbincang dengan Harry.
Tapi disaat Amber ingin berbincang, Harry malah memarahi pengendara yang berada didepannya, ternyata saat marah, prisum ini bisa menakutkan juga ya.
"Kamu jangan marah-marah gitu, nanti ketampanannya hilang loh." Amber lalu mengambil makanan yang berada di dalam mobil Harry.
"Tapi mereka yang salah sugar." Amber segera memasukkan satu keripik kentang ke dalam mulut Harry, ia berharap kemarahan prisumnya bisa mereda.
Prisumnya ? Ia pasti sudah gila.
"Itu spesial untuk kamu dari aku, sudah jangan marah-marah lagi yang." Amber berkata sambil melanjutkan makannya, bahkan ia tidak sadar telah memanggil sebutan 'Sayang' kepada Harry.
Seketika kemarahan yang terlihat jelas di wajah tampan Harry, berganti dengan senyuman manis yang tercetak jelas di bibirnya.
"Aku tidak akan marah-marah lagi, tapi dengan syarat, kamu harus memanggilku dengan sebutan khusus, seperti honey, sugar, sayang, yang, atau yang lain, dan terima kasih ya, kamu sudah memanggilku yang."
"Tadi aku cuma keceplosan doang, tapi aku gak mau memanggilmu dengan sebutan khusus."
"Kalau kamu tidak mau, aku akan memakanmu saja didalam mobil ini."
"Memakanku, kamu kanibal ?" Amber sontak kaget dengan ucapan pria mesum.
"Yang lebih tepat memakan tubuhmu, kita menyatukan dua kelamin yang berbeda sugar." Amber lalu merinding mendengarnya, ia tidak mau melakukannya dengan Harry.
"Tenang saja sugar, kaca mobil ini hitam, tidak ada yang akan melihat kita." Harry mulai membuka kemejanya, dan itu membuat ketakutan Amber semakin besar.
"Aku... aku mau memanggilmu dengan sebutan khusus, tapi jangan lakukan apapun kepadaku disini." Amber mengalah pada Harry, ia masih ingin berjalan normal.
"Bagus, kalau begitu, jika kamu tidak memanggilku dengan sebutan khusus, aku akan menghukum dirimu sugar, ingat itu."
"Baik.." Amber seketika menundukkan pandangannya, ia takut kepada Harry saat ini.
" Kamu hanya boleh memanggil namaku, hanya ketika keadaan penting dan ketika kita sedang bercinta, " Harry tidak merasa malu saat mengatakannya pada Amber, dan ya, tadi sugar-nya bilang ia tidak mau melakukannya disini, berarti ditempat lain masih bisa.
"ya... prisum." Amber kembali jengkel dengan sifat mesum Harry.
"Good, princess."
***
Amber telah sampai di toko tujuannya, yaitu toko kosmetik, lalu setelah membeli semua barang yang diperlukannya, ia segera keluar, dan teringat akan toko baju waktu itu.
Amber segera keluar dan pergi ketempat toko baju waktu itu, sampai mereka sampai, lalu Amber segera masuk dengan tidak sabar.
"Harry.., maksudku sayang, aku mau ketoko baju ini sebentar ya, boleh ?"
"Tentu sugar... aku akan menunggumu disini."
Amber melangkahkan kaki jenjangnya ke arah toko baju tersebut, dan segera memasukinya.
Harry menatap princess nya yang masuk kedalam toko baju tersebut, prisum, ia mengingat julukannya oleh Amber.
Prisum adalah julukan Harry oleh Amber, dan Princess adalah julukan Amber oleh Harry, Prisum dan Princess...., cocok