Chereads / Time To Love You / Chapter 2 - Perjodohan ?

Chapter 2 - Perjodohan ?

Mobil bewarna pink dengan banyak hiasan Hello Kitty di dalamnya, membelah jalanan yang mulai sepi karena hari sudah mulai menggelap.

Salahkan Mela atas semuanya, Amber sampai harus menunggu selama 2 jam seperti orang gila, karena Mela yang masih didalam kamar mandi, Amber mulai penasaran apakah Mela kesusahan buang air ?

Amber sebenarnya ingin bertanya, tapi ia malu menanyakan hal-hal seperti itu, apa mungkin karena Mela mengalami gangguan, seperti selalu tertidur di kamar mandi seperti Squidward, atau hal lainnya.

Ayahnya pasti akan sangat marah jika Amber pulang terlambat, sudah jatuh tertimpa tangga, nasib sial memang menghantui Amber hari ini, dimulai bertemu pria mesum, lalu menunggu Mela dikamar mandi, sekarang dirinya harus berjuang untuk mendengarkan ceramah ayahnya, lengkap sudah penderitaan Amber.

Amber mulai mencomot sembarang DVD yang ada disebelah tangannya, lalu mendengarkan music yang ada didalam DVD tersebut, ternyata ini lagu Ellie Goulding " Love Me Like You Do "

Aku menyukai lagu ini, tapi tidak menyukai film-nya, siapa juga yang menyukai film yang banyak adegan vulgarnya itu, tapi itu berbanding terbalik dengan Mela, yang justru ketagihan setelah menonton nya, bahkan Mela berharap ada kelanjutan film " Fifty Shades " tersebut, bahkan Mela sudah menonton ketiga seriesnya.

Amber tanpa sadar mengikuti alunan lagu yang sedang mengalun di dalam mobil Mela. " Am, suaramu merdu ya, aku bahkan iri kepada suaramu, bolehkah aku menggunting pita suaramu untuk menjadi pita suaraku ?"

Perkataan Mela yang mulai tidak waras tersebut, menimbulkan sedikit ketakutan pada dirinya Amber, ia tahu temannya itu sangat menyukai hal-hal yang berbau sadis dan kejam, entah kenapa, apa dia Psychopath ?

Tapi itu tidak mungkin, mengingat Mela masih sangat menyayanginya hewan, seorang Psychopath bahkan tidak memiliki perasaan pada apapun.

"Mel, aku udah saranin kamu kan, jangan keseringan nonton film-film psychopath lagi."

"Tapi seru Am."

"Seru memang seru, tapi kalau kamu keseringan menontonnya, kamu malah berubah menjadi Psychopath beneran lagi." Amber lalu meneruskan untuk melanjutkan nyanyiannya.

"Bagus dong, jadi aku akan mudah mengambil kecantikan wajahmu." Amber mulai berteriak dan memegang wajahnya erat-erat, seolah takut hal itu benar terjadi.

Sepuluh detik kemudian, terdengar tawa Mela yang menghiasi jalanan kosong, tepatnya tawa seorang Antagonis yang berhasil membunuh tokoh utamanya, sangat menakutkan.

"Kamu gak usah takut, untuk apa aku mengambil wajahmu, kalau wajahku saja sudah cukup untuk mendapat diskon yang banyak, contohnya pada DVD-DVD itu."

Amber mulai merasa jengkel setelah mendengar perkataan Mela, apalagi kalau sudah mengungkit tentang masalah DVD, itu hanya akan menambah kekesalannya.

Amber tiba dirumahnya setelah lima belas menit berlalu, dia mengucapkan selamat tinggal pada temannya itu. "Mel, hati-hati pulangnya, nanti kalau kamu dicegat sama om-om mesum, tendang aja miliknya."

"Oke."

Perkataan Amber tentang cara mengatasi om-om mesum mungkin sedikit mengerikan, tapi di keadaan darurat nanti, Amber mungkin akan menggunakannya.

Mengungkit tentang kemesuman, Amber kembali teringat dengan pria mesum yang ditemuinya diparkir tadi, kenapa kau memikirkan si mesum itu Amber, tapi Amber adalah wanita normal yang akan tertarik pada pahatan-pahatan otot yang telah terbentuk sempurna ditubuh pria tadi.

Dan membahas tentang pria, Amber juga mengingat pria yang memiliki aroma pohon pinus ditoko tadi, dia tampan sekaligus sopan, tipe idaman seorang Amber, tapi mana mungkin Amber menyukai dua pria sekaligus, ralat, Amber hanya menyukai pria pohon pinus, bukan pria super mesum.

Amber mulai menghangat diri dengan berlindung dibalik selimut tebalnya, sembari memakai headset dan mendengarkan lagu " I Will Always Love You " yang sangat ia suka, entah kenapa lagu-lagu Whitney Houston sangat Amber sukai.

Karena keasikan mendengar music, Amber sampai tidak mendengar seseorang memanggilnya, sampai sebuah cubitan menyadarkannya.

"Ayah.. sakit tahu." Amber mulai memasang muka memelas nya, rasanya perih saat ayahnya mencubitnya.

"Ada apa ayah ke kamarku ?"

"Itu, ada teman ayah bersama putranya datang berkunjung, ayo beri salam."

"Baik ayah."

***

Amber mulai melihat wajah teman ayahnya, lalu dengan sopan menyapanya. "Hai om."

"Hai, kamu pasti Amber, jangan panggil om, panggil dad saja."

"Dad ?"

"Panggil Daddy Ed saja." Teman ayah itu tersenyum ke arahku, aku yakin, ini pasti teman mafia ayah.

"Oke Dad." Setelahnya aku segera memberi salam pada putranya. "Hai."

Putranya itu berbalik dan tersenyum ke arahku, kesialan apa lagi hari ini, pria super mesum yang kutemui tadi ternyata adalah putra teman ayah ?

"Hai juga sugar."

"Kamu ?" Amber berbicara dengan nada tinggi, karena melihatnya saja sudah memancing emosi Amber.

"Jadi kalian sudah saling mengenal ?" Tanya ayah, yang aku tahu tertunduk padaku.

"Tidak yah, hanya saja Am pernah bertemu dengan pria mesum ini." Amber tidak bisa lagi menahan emosinya kepada pria ini, walaupun ayah pria tersebut juga berada di ruangan yang sama dengan Amber.

"Jangan berbicara seperti itu princess, dia ini calon suamimu."

"Hah ? Calon suami ?" Amber tidak bisa berkata-kata lagi, dirinya sudah seperti narapidana yang harus pasrah menjalani hukumannya.

"Ya sugar, aku calon suamimu, baik kau suka ataupun tidak suka."

Amber tidak akan pernah mau menikah dengan pria mesum ini, apa jadi dirinya nanti, jika setiap hari dirinya akan selalu dimakan oleh pria mesum ini. "Tapi Am masih muda yah, lagipula Am tidak tertarik dengannya, Am gak mau yah." Amber berbicara dengan nada kekesalannya.

"Tidak menerima penolakan." Suara berat itu sudah dapat memadamkan api keberanian dalam diri Amber.

"Dan pernikahan kalian akan dilangsungkan satu minggu lagi." Amber sontak membuka lebar mulutnya.

"Manisnya calon istriku ini." Harry mulai mencubit pipi wanita-nya, memang Amber adalah miliknya, karena hanya Amber-lah satu-satunya wanita yang disayangi Harry selain ibunya.

"Jangan sentuh aku dengan tanganmu itu." Protes Amber saat tangan Harry dengan mudahnya mencubit pipinya.

"Tapi yah, itu kecepatan." Kesal Amber pada ayahnya yang semena-mena itu.

"Kalau kamu menolak, pernikahan kalian akan diadakan besok, ayah dapat dengan mudah menyewa gedung pernikahan malam ini."

Harry terlihat antusias atas ucapan ayah, berbanding terbalik denganku, yang hanya bisa pasrah menerima semuanya.

"Ya, baiklah, ayah menang."

Ayah tersenyum kemenangan, begitupun Daddy Ed, pria mesum yang berada di samping Amber mulai mendekat ke arah telinganya, dan membisikkan sesuatu yang membuat Amber bertambah kesal. "Sebentar lagi kamu akan menjadi nyonya Harry Scouth, my sugar."

Amber lalu meninju perut sixpack milik Harry, Harry hanya tertawa sambil tersenyum yang menambah ketampanannya, oh tidak, aku memujinya, aku pasti sudah gila karena perjodohan ini.

"Aku tau, kamu pasti marah karena aku tidak memakai pakaian yang tadi ya sugar ?" Harry lalu kembali mendekati Amber. "Aku tau kamu pasti ingin melihat bentuk tubuhku lagi."

"Aku tidak suka body tubuhmu."

"Benarkah itu sugar ?" Harry mulai nekad membuka kancing kemejanya, sehingga membuat Amber mengambil tangannya. "Kamu mengambil tanganku, dan apa kamu tidak mandi sugar ? Kulihat bajumu itu dari tadi."

Amber mengutuknya yang berbicara begitu. "Aku tidak mandi karena terlambat pulang tahu." ia sangat kesal, sehingga ia berlari ke kamarnya, dan menutup pintunya dengan kencang, dan ini semua salah Mela.

"Kamu pasti bisa menaklukannya son." Ayah Harry menyemangati putra semata wayangnya itu.

"Pasti Dad, aku pastikan itu."

***

Amber mulai meratapi nasib sial yang menghampirinya hari ini, ini memang hari tersialnya, dimulai dari si pria mesum, Mela yang dikamar mandi, perjodohan, dikatakan tidak mandi, apalagi setelah ini ?

Disaat sekarang hanya satu yang bisa ia lakukan, yaitu menghubungi Mela, walaupun setelah mengutuknya ribuan kali, Amber tetap memerlukan teman curhat.

Disaat Amber hendak menelpon temannya itu, kaca jendelanya pecah, dan itu membuatnya sangat terkejut, lalu ia melihat ada secarik kertas yang ada diantara serpihan kaca jendelanya dan pecahan botol yang pasti dilempar oleh seseorang, Amber mendongkak melihat dari jendela, tapi tidak ada siapa-siapa.

Amber mengambil secarik kertas tersebut, dan membaca isinya, disaat bersamaan perasaan ketakutan yang sangat luar biasa melanda Amber.

Dia membaca isi kertas itu yang bertuliskan, 'REMEMBER, I WILL KILL YOUR FAMILY'

Kata-kata itu sontak membuat darah mengalir Dengan cepat didalam tubuh Amber, disaat seperti ini, hanya ada satu hal yang bisa ia lakukan, yaitu memanggil ayahnya dengan teriakan.

Apakah ini adalah pesan dari musuh-musuh ayah, yang terpenting sekarang adalah nyawa Amber juga ikut terlibat disini, sekarang dirinya memang butuh perlindungan.