"Zayyan, elo udah tau kan apa yang buat gue bohong selama ini."
"Apapun yang elo bilang, itu semua enggak bisa dijadiin alasan atas kebohongan elo. Kebohongan elo ini udah keterlaluan, lo udah bawa-bawa nama Tuhan atas dosa yang elo bikin. Sampai hati elo buat enggak mengakui Tuhan lo sendiri ckckck ada ya manusia kayak elo gini."
"Pliss kasih gue kesempatan-"
"Kesempatan buat apa?" Potong Zayyan, "Kesempatan buat elo bohong lebih jauh dari ini."
Gamma menggeleng, "Bukan itu, lagian buat apa gue bohong orang elo sama Raina aja udah tau siapa gue sebenernya."
"Terus kesempatan apa yang elo maksud?"
"Kesempatan..."
"Ehhh kok malah ngobrol, buruan di ambilin piring kotornya kakak udah nungguin tuh." Zayyan kaget waktu bundanya tiba-tiba negur dia, "Kenapa malah ngobrol."
"Iya-iya bun, ini Zayyan juga mau bawa piringnya ke belakang kok."
"Kok bunda jadi curiga ya ada yang kalian sembunyiin-"
