Chereads / G-A-M-M-A / Chapter 14 - Ngelawak diwaktu yang tidak tepat

Chapter 14 - Ngelawak diwaktu yang tidak tepat

Raden noleh ke belakang guna memastikan kalo bundanya Raina udah bener-bener masuk kedalam rumah dan nggak ngedengerin obrolannya sama Haidar.

"Woy! Ngapa lo diem, lo takut gue marahin karna kesalahan elo kan. Ngaku lo!."

Mendengar Haidar yang langsung marah-marah padanya, Raden berdecak kesal, "Apa sih, Dar."

"Apa-apa! Raina mana kok belum pulang, lo ajak dia kemana." diseberang sana Haidar udah ngegas poll begitu Raden ngangkat telponnya.

Cowok itu kelimpungan begitu tau Raina pulang telat, karena nggak biasanya Raden sama Raina pulang telat kalau pulang telat juga palingan kerja kelompok.

Raden nyenderin punggung dia pada pagar besi depan rumah Raina, "Gue udah bilang kan tadi, Raina pulang bareng sama Gamma-"

"Kok bisa?! Kenapa lo ngebiarin Raina pulang bareng Gamma?!."

"Gue sendiri juga nggak tau kenapa Raina bisa pulang bareng Gamma, lo tau sendiri kan Raina orangnya gimana."

Haidar mengangguk diseberang sana meskipun Raden nggak bisa liat, "T-tapi kok bisa sih?! Mana belum pulang lagi, Gamma bawa kemana tuh si Raina. Kalau sampe Raina kenapa-kenapa gue yang nggak enak sama ayah bundanya, Jun. Gue udah janji buat jagain Raina dikampus."

"Emang lo pikir gue enggak! Gue juga nggak enak kali sama ayah bundanya Raina, apa lagi biasanya gue yang nganter Raina pulang."

Lah ini Raden malah ikutan ngegas.

"Elonya aja yang bodoh, bisa-bisanya ngebiarin Raina pulang bareng Gamma."

"Udah gue bilang, gue juga nggak tau kenapa Raina bisa pulang bareng Gamma. Abis dari perpustakaan gue ke kelas buat nyamperin Raina terus Carissa bilang kalo Raina udah pulang sama Gamma, terus gue bisa apa?! Lagian elo yang salah kali disini."

Diseberang sana Haidar udah jalan mondar-mandir kayak setrika, "Elo yang salah pakek nyalahin gue lagi-."

"Jelas elo yang salah lah karna lo udah nyuruh Raina buat nutupin surat ijin lo ke Gamma, kan bisa titipin ke gue."

Mendengar itu sontak Haidar merasa bersalah, penyebab Raina bisa kenal sama Gamma apa lagi sampai pulang bareng kek sekarang ini juga karna dia sendiri ya g tadi nyuruh Raina ke Fakultasnya dan nemuin Gamma.

"Nah diem kan lo, baru sadar sama kalo penyebab ini semua tuh elo, Dar."

"Arghhh yayaya, gue yang salah."

Raden tersenyum penuh kemenangan, "Emang elo yang salah haha."

Haidar tambah dibuat frustasi mendengar Raden tertawa, "Udah-udah. Terus ini gimana, kira-kira Raina dibawa kemana tuh sama Gamma."

"Pfftt. Lo pikir Raina kucing apa, main bawa-bawa aja."

Haidar udah nekuk wajahnya kesal karena Raden menanggapi pertanyaannya yang serius itu dengan candaan, "Jun, serius dikit kenapa si. Ini Raina belum pulang loh." ingatnya pada Raden.

Cowok yang kini sudah tak lagi nyenderin tubuhnya ke pager sontak menghentikan tawanya, "Iya, gue tau kita lagi serius. Salah sendiri lo ngegas-ngegas mulu dari tadi."

"Gue lagi nggak bawa motor." sahut Haidar.

"Lah, kenapa malah ngelawak."

"Udahlah, Jun. Gue capek ngomong sama elo."

"Hahaha, oke-oke jadi gimana."

"Kalo Raina kenapa-kenapa gimana, apa lagi dia pergi sama Gamma. Nggak nutup kemungkinan kita bakal ikut dimarahin kalo sampai Raina kenapa-kenapa karna Gamma juga temen kita, Jun."

Raden menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang baru aja dibilang sama Haidar, "Iya juga si, gue dari tadi nyoba ngehubungin Gamma tapi nggak dijawab."

"Emang Carissa nggak bilang Raina mau pergi kemana gitu sebelum pulang?."

Raden ngacak rambutnya asal, "Carissa cuma bilang kalo Raina pulang sama Gamma, selebihnya dia nggak ada bilang apa-apa sama gue."

Mengingat dirinya yang tadi sempet liat Raina sama Gamma, Raden ragu buat omongin ini ke Haidar takutnya cowok itu bakalan marah besar karena Raden ngebiarin Raina pulang bareng Gamma. Raden ngegigit bibir bawahnya, "Sebenernya tadi gue liat mereka makan mie ayam di warung langganan gue, Dar."

"Kalo tadi elo liat mereka terus kenapa Rainanya nggak lo ajak balik bareng aja, Raden. Kenapa lo biarin gitu aja." bener-bener deh Haidar nggak abis pikir sama temennya yang satu ini, kalo Haidar jadi Raden si langsung narik Raina buat diajak pulang bukannya dibiarin gitu aja sama Gamma.

Bukan maksud Haidar nggak percaya sama Gamma, cowok itu baik bahkan baik banget Haidar mengakui itu tapi dia nggak tau kalo Gamma lagi sama cewek jadi Haidar sedikit khawatir.

"Gue aja nggak jadi makan disana karena ada mereka."

"Bener-bener ya, Jun. Coba gue ada disana sekarang udah gue pites lo. Kenapa lo nggak nyamperin mereka aja?."

"Ya gimana mau nyamperin orang gue udah sebel duluan ngeliat Gamma yang nikung gue di depan mata."

Haidar menghela napasnya panjang guna meredam emosinya, "Jadi ceritanya elo cemburu gitu, jadi nggak nyamperin mereka?."

"Ya jelaslah pakek nanya lagi!." sentak Raden ngebuat anak kecil yang lagi lewat didepan dia kaget.

"Ya kalo cemburu kenapa-"

"Bentar, Dar. Itu kayaknya Raina sama Gamma udah balik deh." ujarnya saat melihat motor Gamma menuju kearahnya.

"Jangan lo matiin telponnya, Jun."

"Enggak kok." Setelah itu Raden ngantongin ponselnya disaku hoodie tanpa memutus sambungan telponnya sama Haidar.

Diseberang sana Haidar cuma bisa diem sambil dengerin lewat telpon.

Tak lama kemudian motor Gamma udah berhenti tak jauh dari tempat Raden yang berdiri dideket pagar rumah Raina.

Cowok itu udah masang muka sebel pas ngeliat Gamma bantuin Raina ngelepas helmnya.

"Bunda kamu beneran nggak marah?."

Raden langsung mendecih mendengar Gamma ngomong kelewat lembut sama Raina, biasanya tuh cowok ngomongnya kasar banget sama dia, "Cih! Pencitraan. "

Enggak lama kemudian Raina jalan kearah Raden tapi yang ngebuat Raden heran kenapa Gamma juga turun dari motornya dan ikut jalan kearah dia.

"Hai Raden, kamu udah dari tadi disini kenapa nggak masuk?."

Raden langsung buang muka kearah Gamma yang lagi senyum ke dia, "Puas lo bawa pergi anak orang tanpa ijin, elo bikin semua orang khawatir tau nggak."

Ucapan Raden ngebuat Raina kaget, "Raden kok kamu ngomong gitu sama Gamma."

Atensi Raden langsung beralih ke Raina lalu tersenyum miris, "Kamu tau kan Rain, dulu pas aku janji bakalan anter kamu pulang aja aku ijin dulu sama ayah bunda kamu. Sedangkan Gamma, main bawa pergi gitu aja."

Raina nunduk nggak berani ngeliat Raden yang kayaknya lagi marah sama dia.

"Raden, gue emang nggak sempet ijin sama orangtuanya Raina tapi ini gue mau minta maaf karena udah buat Raina pulang telat-"

"Kalian pergi kemana tadi." potong Raden.

"Tadi ban motor gue bocor jadi-"

"Alah nggak usah alesan deh lo!." sentak Raden.

"Raden, Gamma nggak bohong kok tadi emang ban motornya Gamma bocor jadi harus-"

"Mendingan kamu masuk deh, Rain. Ada yang mau gue omongin sama Gamma" tunjuk Raden kedalam rumah Raina.

Gamma maju selangkah didepan Raina, "Kok elo jadi ngatur Raina gini sih, mau dia masuk kek enggak kek suka-suka dia dong."

Haidar pengen nyegah mereka adu mulut biar nggak berantem tapi dia masih pengen ngedengerin omongan apa yang mau Raden bilang ke Gamma, dia penasaran.