"Hentikan!"
Che Hui bergegas ke depan Qin Lang. Sebelum dia sempat berbicara, Yang Siqi menggoyangkan kartu tertinggi ditangannya, kemudian berkata kepada Che Hui dengan mata yang berbinar, "Manajer, lihatlah, anak ini telah mencuri kartu diruang VIP anda!"
Yang Siqi masih memiliki senyuman kemenangan diwajahnya.
Sekarang dia telah menyelamatkan reputasi dan kerugian bank, sedangkan Che Hui pasti akan memujinya!
Che Hui memiliki hak untuk berbicara di Citibank wilayah Hua Dong. Ketika dia tiba dikantor pusat untuk rapat, dia pasti akan memuji dirinya, sehingga ada harapan baginya untuk naik jabatan.
Yang Siqi berpikir dengan indah. Ketika dia menyadari bahwa ekspresi Che Hui menjadi suram dan semakin gelap, dia masih tidak mengerti apa yang terjadi, kemudian dia merasa ketakutan oleh suara bentak'an Che Hui.
"LEPASKAN Tuan Qin!!" Saat berteriak, Che Hui segera merebut kartu itu.
Yang Siqi ketakutan dan secara langsung melepaskan Qin Lang. Che Hui mendorong Yang Siqi menjauh, kemudian Che Hui membungkuk dan memegang kartu itu dengan kedua tangannya, "Tuan Qin, kartu anda.. Maaf sekali, ini karena saya yang tidak mengajar bawahan saya dengan baik, saya meminta maaf kepada anda!"
Ketika melihat ekspresi Che Hui, itu dapat didefinisikan sebagai sebuah kehormatan yang memalukan hingga membuatnya gelisah!
Yang Siqi dan para nasabah lainnya juga mulai tercengang.
Apakah kartu tertinggi itu benar-benar miliknya?
Yang Siqi membuka matanya dengan lebar, seperti patung yang hidup, bahkan dia juga tidak bisa memikirkannya didalam benaknya!
Kartu tertinggi ini berarti setidaknya memiliki harta yang senilai 30juta yuan.
Dia hanyalah pecundang miskin yang baru saja berusia 20 tahun, apakah punya uang yang begitu banyak.
Tidak peduli bagaimana untuk melihatnya, itu adalah sebuah fantasi.
Qing Lang lalu memasukan kartu itu kedalam sakunya dan berkata : "Ini bukan salahmu... Saudara Che."
"Terima kasih.. Tuan Qin." Kepala Che Hui semakin menunduk. Setelah jeda selama 2 detik, dia baru saja berdiri dengan tegak dan membentak Yang Siqi.. "Kenapa kamu masih Bengong!!!! Segera minta maaf kepada Tuan Qin!!!"
Yang Siqi bukanlah orang bodoh, apakah dia masih tidak mengerti sekarang bahwa Qin Lang yang didepan nya itu adalah orang kaya.
Yang Siqi langsung bereaksi dan segera membungkuk kepada Qin Lang, "Tuan Qin... Saya sangat menyesal atas perilaku saya yang kasar tadi kepada anda. Ini karena mata saya yang buta dan membuat masalah yang tidak masuk akal. Ini adalah kelalaian dan kesalahan saya sendiri, saya akan introspeksi diri saya."
Qing Lang berjalan keluar dari sampingnya dan sama sekali tidak menghiraukannya.
"Tuan Qin.. Jika anda memiliki kebutuhan dikemudian hari silakan hubungin saya, senang saya dapat membantu semaximal saya dan sebaik mungkin."
Che Hui sangat menghargai pertemuan dengan Qin Lang pada hari ini, karena takutnya akan sulit dapat bertemu dengan orang yang benar2 kaya dikemudian hari.
"Oke.. Saudara Che." Qin Lang tersenyum dan menjawabnya..
"Sapaan Saudara Che" ini membuat hati Che Hui berbunga-bunga. Orang yang memiliki aset 1,4 Milyar yuan lebih memanggilnya dengan sebutan "Saudara". Pria kaya dan mudah ini berpakaian biasa dan berperilaku sopan serta sikapnya rendah.
Setelah selesai berbicara, Qin Lang melangkah ke pinggir jalan, lalu memanggil taksi dan kembali ke Universitas Jinling
Ketika sampai di Universitas dan turun dari taksi, tidak sengaja menginjak genangan air sehingga mencipratkan banyak lumpur di celananya.
Begitu bel berbunyi, dia segera bergegas masuk kedalam kelas. Mo Manyun yang anggun berdiri dipodium untuk menjelaskan pelajaran. Ketika melirik Qin Lang yang barusan datang, kesan kecewa terlintas di matanya.
Qin Lang sedikit menundukkan kepalanya dan merasa sangat menyesal dalam hatinya.
Mo Manyun adalah seorang guru yang terbaik baginya diantara semua guru yang ada disitu. Karena merasa tidak punya uang beberapa guru lainnya selalu tidak pernah menghiraukannya, bahkan ada yang mengejek, tetapi hanya Mo Manyun yang memperlakukannya sama setara dengan mahasiswa lainnya.
Qing Lang tidak berbicara dan memasuki kelas. Semua mata teman-temannya tertuju padanya.
"Orang malang ini biasanya tidak pernah terlambat, tapi hari ini matahari sudah dibarat dan dia baru masuk dikelas."
"Lihatlah teman2 celananya, betapa kotornya itu.. apakah dia tidak tau mengganti celananya??.."
"Bagaimana dia punya uang untuk menggantinya, apakah kamu bercanda menyuruh dia mengganti celana, sedangkah dia sendiri hanya memiliki 2 set pakaian selama ini.."
Ejekan demi ejekan yang keluar dari teman-teman satu kelasnya begitu ramai. Ada juga beberapa teman pria disana berteriak2 dan gadis2 disana pun yang ada dibarisan depan berkomentar sambil menutupi mulut mereka. Tatapan mereka semua melihat Qin Lang menunjukkan pancaran Hinaan dan sindiran.
"Jangan kalian berkomentar lagi...!!!" Hentak Mo Manyun dengan keras. "Mari kita lanjutkan pelajaran"
Selama proses pelajaran, Qin Lang menyadari bahwa dengan sengaja Mo Manyun meliriknya secara diam-diam. Tatapan nya penuh dengan tampilan cemas terhadap orang yang berbakat dan tidak bisa melakukan apa-apa terhadap ejekan dari teman-temannya.
Setelah beberapa lama. Pelajaran pun selesai.
"Kelas hari ini telah berakhir."
Setelah bel kelas berbunyi, Mo Manyun membereskan buku pelajaran dan keluar terlebih dahulu.
Tiba-tiba suara datang dari pintu belakang dari kelas itu.. "Wenjing..."
Semua anak dikelas itupun secara spontan melihat kearah itu. Dan benar ternyata itu Zhu Junwen yang datang.
Zhu Junwen masuk dari pintu belakang mendekati Xie Wenjing yang sedang duduk didekat jendela. Xie Wenjing langsung memeluknya dengan genit. Zhu Junwen medekatkan wajahnya dan keduanya secara spontan berciuman.
Ketika melihat adegan ini, banyak dari anak-anak di kelas itu yang melihat kearah Qin Lang. Semua anak tahu, bahwa Qin Lang adalah pacar Xie Wenjing sebelumnya dan masih tidak tahu bahwa Xie Wenjing sudah putus dengan Qin Lang.
Sedangkan Qin Lang hanya merasa jijik dibenaknya, karena dia pernah mendengar dari teman sekamarnya yang berkata bahwa Zhu Junwen pernah membawa setidaknya lima anak perempuan untuk tidur didalam kamar asrama dicampus. Qin Lang merasa Xie Wenjing benar-benar sangat tidak berharga karena telah mencari orang yang seperti itu.
Zhu Junwen sudah merangkul pinggan Xie Wenjing dan berjalan bersama melewati didepan Qin Lang... Lalu...
"Sayangku.. Tunggu, aku...." Setelah Xie Wenjing berbicara mereka berdua kembali berjalan kehadapan Qin Lang dan Xie Wenjing memberikan sebuah ponsel dan berkata, "Jika kita sudah putus, aku Xie Wenjing juga tidak akan berhutang apapun padamu. Ini adalah ponsel yang kamu beli untukku pada setengah bulan yang lalu, ini aku kasihkan untukmu!."
Qin Lang melirik ponsel Vivo X27 yang pernah dia belikan untuk Xie Wenjing dulu, lalu dia mengambilnya.
"Huh... setengah tahun kerja paruh waktu cuma bisa membeli ponsel Vivo x27!!!.." kemudian Xie Wenjing mengeluarkan ponsel berwarna putih dari sakunya dan menghidupkannya di depan Qin Lang, "Aku sekarang sudah punya ponsel IPhone X yang terbaru, bahkan jauh lebih mahal dan lebih mudah digunakan daripada Vivo x27 punyamu itu.
"Ponsel Vivo itu pantas jika pencundang seperti kamu yang memakainya... Sahut Zhu Junwen yang menatap kearah Qin Lang"
"Aku mendengar Wenjing bilang bahwa dia meminta ponsel padamu selama setengah tahun dan akhirnya kamu hanya bisa membeli ponsel Vivo seperti itu, Sobat.. Sobat apakah kamu tidak malu??? Apakah kamu masih berencana berpacaran dengan penampilan kamu yang seperti ini juga?? benar-benar pecundang, Sudahlah!!.. Oh iya, aku peringatkan kamu! Jangan perna kamu mengganggu Wenjing lagi, Jika sampai aku mengetahui kamu mengganggu nya siap-siap saja untuk menerima konsekuensinya!!"
"Jangan berbicara dengan pecundang miskin itu, ayo mari kita pergi ke Xian Ya Ju untuk makan." Xie Wenjing sama sekali tidak perduli dengan perasaan Qin Lang.
"Coba panggil aku suami dulu..." kata Zhu Junwen sambil tertawa.
"Suamiku... Mari kita pergi.." Dengan senyuman genit Wenjing mengucapkannya.
"Heyyy... Wenjing...!!!"
Terdengan suara seorang gadis tiba-tiba memanggilnya dan menghampirinya lalu menatap Xie Wenjing dengan ekspresi kesal dan marah, "Kamu benar-benar keterlaluan, aku benar-benar tidak menyangka bahwa teganya kamu memutuskan Qin Lang, apalagi kamu masih bisa mengucapkan kata-kata yang tidak pantas itu bahkan setelah putus, aku benar-benar merasa malu padamu..!"
"Li Xia, apa yang kamu katakan!" dengan ekspresi muka yang muram Wenjing menjawabnya.
Saat Wenjing baik-baik saja dengan Qin Lang, Li Xia pun memiliki hubungan yang baik dengan Qin Lang, karena Li Xia adalah sahabat Wenjing. Sifat Li Xia lebih jujur. Terkadang jika Wenjing bertengkar dengan Qin Lang Li Xia lah yang menjadi pemisah nya dan menasehati mereka berdua.
"Kamu Benar-benar meninggalkan Qin Lang demi orang yang seperti Zhu Junwen itu???? Apakah kamu sudah lupa bagaimana Qin Lang berkorban untukmu?
Saat kamu sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur Qin Lang setiap hari mengantarkan makanan untuk kamu pagi, siang, malam sampai kamu sembuh. Saat kamu mendaki gunung Wu Long untuk ujian praktik, kakimu juga sempat terkilir dan Qin Lang yang menggendong kamu diselama perjalanan di pegunungan itu, apa kamu sudah lupa semua itu??"
"Qin Lang tidak punya banyak uang dari pekerjaan paruh waktunya, apalagi harus memberi kamu 800 Yuan setiap bulan. Dan kamupun menginginkan ponsel, sedangkan dia harus menghemat uang. Dengan susah payah selama lima bulan lebih dan dia akhirnya bisa membelikanmu ponsel lalu inikah pembalasanmu padanya? dengan ejekan dan hinaan setelah memutuskan hubunganmu?"
Xie Wenjing dengan muka marah, "Aku tidak memaksanya untuk melakukan itu. Jika dia masih melakukannya itu membuktikan bahwa dia Bodoh!! Ada apa jika dia telah membelikan ponsel untukku? Itu juga cuma sebuah ponsel yang murah VIVO saja, lalu sekarang aku sudah memiliki iphone yang lebih bagus dari itu untuk apa juga aku masih menginginkan ponsel dia itu."
Li Xia menggelengkan kepalanya dan menyeringai, "Xie Wenjing, kamu benar-benar menjadi orang yang asing, apakah didalam hati dan pikiranmu itu hanya ada uang, dan apa kamu bisa melakukan semuanya dan membeli semuanya dengan uang?"
"Iya..!!!!" Xie Wenjing tersenyum sinis dan marah menatap Li Xia. "Aku akui bahwa aku suka uang, apakah itu salah????"
Setelah selesai berbicara, Xie Wenjing merangkul lengan Zhu Junwen, "Suamiku yang baik hatinya, mari kita pergi ke Xian Ya Ju sekarang, aku benar-benar merasa jijik disini melihat kedua pecundang miskin ini." sambil melotot kearah Qin Lang dan Li Xia, kemudian meninggalkan kelas dengan bangga.