Chereads / Lelaki Jenius Itu Ternyata Cewek!? / Chapter 31 - Bab 31 Lagu Pertama Black Moon

Chapter 31 - Bab 31 Lagu Pertama Black Moon

Setelah memainkan lagunya dua kali, Kaylee memutuskan untuk mengakhiri lagunya secara ambang. Itu karena dia belum melanjutkan bagian chorus, dan musiknya belum lengkap. Karenanya, lagu itu berakhir dengan akhir yang ambigu.

Kaylee bangkit dan berbalik menghadap dosennya, tetapi tiba-tiba dia melompat mundur, membuat pantatnya membentur beberapa tuts piano ketika dia menyadari Mr. Black tiba-tiba berdiri di hadapannya.

"Bagaimana kau tahu lagu itu?"

"Itu... apakah anda pernah mendengarnya?" rasanya sangat tidak mungkin bila pria ini pernah mendengar lagu ciptaannya.

"Tidak." adalah jawaban singkat dari pria itu yang membuat Kaylee menghela nafas lega. "Aku hanya ingin tahu bagaimana kamu bisa memainkan sebuah lagu…"

"Aku tahu. Lagu itu terdengar mengerikan." Kaylee memotong ucapan Tn. Black.

"Mengerikan bukanlah kata yang tepat. Mungkin barusan itu adalah lagu terburuk yang pernah kudengar. Itu adalah kata yang lebih tepat untuk menggambarkannya."

Kaylee mengerutkan kening begitu Declan menyelesaikan kalimatnya. Dia tahu bahwa lagu pertamanya sangatlah buruk, dan dia sengaja mengakuinya lebih dulu karena dia tidak ingin mendengarnya dari pria yang menyebalkan ini.

Tapi kenapa orang ini malah menebarkan garam pada luka yang baru saja sembuh?

Declan tersenyum miring kearahnya, membuat Kaylee ingin berdebat dengan apa yang dia katakan tidak peduli apakah pria ini akan menganggu kehidupan tenang kuliahnya atau tidak.

Tetapi ketika dia menyadarinya, mata yang luar biasa lembut dan perhatian dari pria itu membuatnya menelan semua kata yang ingin dia ucapkan.

Mengapa pria ini menatapnya dengan sangat lembut? Sungguh pria yang aneh.

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Dari mana kau belajar lagu itu?"

"Aku yang membuatnya." Kaylee tersentak saat dia memberikan jawabannya tanpa perintah otaknya.

Dia tidak berencana ataupun berminat untuk memberitahu orang ini bahwa dia bisa mengarang lagu. Tapi entah kenapa, lidahnya mengkhianati otaknya dan menjawab pertanyaan pria itu dengan jujur.

Declan mengangguk puas. Dia tidak perlu menyentuh tangan bocah ini karena dia yakin 100 persen bahwa Nicholas Larson yang menemaninya selama dua minggu dia koma di Barcelona.

[author: Bukannya dia cinta pertamamu?]

Declan: Tidak! Dia bukan lagi cinta pertamaku tapi penyelamatku.

[author: T.T]

"Aku tidak tahu kau bisa membuat lagu, Tuan Larson. Apakah kau akan mengambil kelas composing di semester ketiga?"

"Tidak. Aku tidak pandai membuat lagu." lagipula, Nick juga tidak tertarik mengambil kelas menulis. Bukan karena dia tidak tertarik tapi lebih dikarenakan jadwalnya akan semakin sibuk jika dia mengambil kelas lain.

"Sangat disayangkan. Aku pikir kau memiliki bakat untuk membuat lagu."

"Daripada membahas itu, apakah saya diizinkan untuk tetap di kelas pilihan saya?"

Declan melangkah mundur untuk mengambil sesuatu dari rak buku musiknya.

"Aku tidak akan membujukmu untuk pindah lagi, dan aku akan memberi tahu Tuan Harvey bahwa kau tidak tertarik untuk pindah kelas. Tetapi sebagai gantinya..." Declan mengeluarkan file yang berisi lembaran musik yang sudah usang dan menyerahkannya ke Kaylee. "Aku ingin kau mengikuti kelas composing semester depan. Dan pelajari lagu ini beserta pola gerak pada melodi. Aku akan membantumu dengan memberikan pelajaran tambahan secara gratis."

Apakah Mister Black punya masalah pendengaran? Bagian mana dari 'Aku tidak pandai mengarang lagu' yang tidak dia mengerti?!

Meski begitu, kenapa tangannya bisa bergerak sendiri? Mengapa Kaylee menerima file dari tangan pria itu? Rasanya seolah-olah tubuhnya bergerak sendiri, mengikuti semua perintah pria itu.

Kaylee merasa sangat frustasi, dan dia tidak bisa melakukan apa pun untuk membuat pria ini meninggalkannya sendirian.

Malang bagi Kaylee, sekarang Declan tidak membiarkan kehidupan kampusnya seaman yang dia rencanakan.

Setelah menemukan cinta pertamanya ...

Declan: Sudah kubilang, dia penyelamatku!!

Ehem… maksudku… setelah Declan menemukan penyelamatnya, dia memutuskan untuk memastikan Nick lulus dari kampus ini dengan cemerlang. Jika Nick tidak memiliki bakat bermain gitar, maka Declan akan mengasah kemampuan Nick yang lain.

Meskipun lagu Nick terdengar buruk, akord yang dimainkan Nick sebenarnya tidak buruk. Dia hanya perlu mengubah melodi sedikit dan kemudian membuat bagian refreinnya tidak terlalu suram dibandingkan bagian pertama.

Menurut Declan, Nicholas memiliki bakat seperti kakaknya dalam menciptakan lagu. Dia hanya perlu meningkatkan kepercayaan diri pemuda itu dan mendorongnya untuk mengembangkan potensi terpendamnya.

"Tuan Larson, apakah kau mengenal Roe? Aku dengar dia kenalan dekat saudara perempuanmu."

Kaylee menelan ludah mendengar ini. Mengapa pria ini tiba-tiba menyebut namanya?

"Jika kau ingin lulus dari sini dan membuat orang tua dan kakakmu merasa bangga, cobalah meniru cara bermain Roe."

Apa??

"Dia sama sepertimu, seorang soul player. Dia adalah soul player terbaik yang pernah kukenal, dan aku yakin suatu hari nanti, kau akan bisa bersaing dengan kemampuan Roe."

Entah kenapa, Kaylee merasa wajahnya menjadi panas mendengar pujian ini. Mengapa pria ini tampak begitu tulus ketika dia memuji Roe seolah-olah dia mengagumi permainan Roe?

Awalnya, Kaylee mengira Declan mendekatinya akhir pekan lalu karena dia hanya ingin memojokkannya, sehingga dia merasa kesal saat Declan mengintimidasi dirinya saat itu. Dia tidak tahu bahwa Declan akan dengan tulus memujinya untuk penampilan solonya.

'Aku menyukaimu sebagai pria.'

Tunggu sebentar. Jika Declan Black mengagumi permainan solonya, mengapa pria itu mengatakan itu? Bukankah Declan Black gay?

Apakah rumor yang beredar di kampus ini salah, atau apakah Declan mendekati Roe dengan sengaja untuk menghilangkan rumor tersebut?

"Mister Larson," Declan mencoba memanggil Kaylee, tetapi pikirannya terlalu sibuk untuk tidak mendengar panggilan itu. "Larson!"

"Iya?" Kaylee tersentak saat mendengar suara keras memanggilnya. Dia merasa bersalah ketika melihat Declan mengangkat alis sambil menatapnya seolah-olah dia sedang menyelidikinya.

"Apakah ada yang aneh dengan kata-kataku sehingga kau melamun saat aku berbicara?"

"No, sir. Maafkan saya." Kaylee menjawab dengan sopan karena dia tidak ingin membuat pria menakutkan ini lebih kesal. Pada akhirnya, Kaylee terpaksa menyetujui syarat-syarat Declan karena tak ingin berlama-lama di tempat ini. "Baiklah. Saya akan mempelajari lagu ini."

Dengan gerakan malas, Kaylee membuka folder kuning tua, dan kertas pertama yang dilihatnya adalah sebuah judul lagu.

"Require to Live." Kaylee bergumam membacakan tulisan judul tersebut tanpa sadar.

Ha? Require to Live??