Adnan memarkirkan motornya di garasi, bersamaan dengan barisan mobil mewah milik ayah dan papanya. Meski ada belasan mobil mewah di rumahnya, namun Adnan lebih suka menggunakan motor jika pergi kuliah atau kemanapun.
Langkah kaki Adnan membawanya hingga sampai di depan pintu rumah. Kepalan telapak tangannya menggantung di udara, ia urung mengetuk pintu, lantaran pintu sudah dibuka dari dalam.
"Eh... mas Adnan sudah pulang," sapa seorang assisten rumah tangga yang secara kebetulan baru saja membuka pintu.
"Sudah bi," balas Adnan seraya melangkahkan kaki, berjalan masuk ke dalam rumah, lalu Adnan berlari kecil menuju kamar pria yang biasa ia panggil papa.
Sementara pembantunya melanjutkan perjalanannya, setelah menutup kembali pintu rumah. Ia akan pergi ke pasar untuk berbelanja.
Adnan membuka sedikit pintu kamar Bagas. Kepalanya sudah masuk ke dalam kamar Bagas, namun badannya masih bersembunyi di balik pintu.