Bagas mengerutkan kening, bola matanya menatap sebal punggung Arya, yang sedang naik turun karena terkekeh setelah mendengar cerita soal Adanan yang ingin ta'aruf, atau menikah.
Begitu juga dengan ibu Sumi, ia menggunakan punggung tangan kiri untuk menutup mulutnya yang sedang tertawa. Sedangkan telapak tangan yang kanan masih memijit telapak kaki Bagas. Ibu Sumi juga merasa geli mendengar cerita yang ia dengar barusan dari Bagas.
Arya, Bagas, dan ibu Sumi, mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Ketiganya duduk di lantai beralaskan permadani. Ada televisi LED berukuran 42 inch dibiarkan menyalah begitu saja.
Bagas duduk menyandar di tembok, kakinya yang sedang dipijit sama ibu Sumi ia selonjorkan bebas. Sedangkan Arya duduk bersilah memunggungi Bagas dan ibu Sumi. Di depan Arya ada laptop yang ia taruh di atas bantal.
"Kok pada ngetawain aku toh?" Protes Bagas sambil menatap Arya, lalu tatapannya berhenti ke arah ibu Sumi. "Ibu juga kenapa ikut ngetawain aku?"