Marko tidak mengerti kenapa Azalaea selalu menganggap semua yang Marko lakukan sebagai bentuk hutang budi. Tapi dia hanya menyandarkan kepalanya yang berat di jok mobilnya. "Aku pernah memintamu untuk mengawasi Affetto House. Bukankah itu cukup?"
Azalaea menggeleng dengan keras kepala. "Affetto House tidak memiliki masalah yang krusial. Dan apa kamu lupa? Kemarin kamu baru saja membawa dua dus buku bekas untuk anak-anak tanpa aku minta!"
Marko terdiam sejenak. "Aku belum memerlukan hal lain sekarang."
Mata Azalaea menyipit. "Aku akan menemukan sesuatu yang bisa aku lakukan untuk membalas semua jasamu padaku."
Keras kepala, batin Marko mendesah berat. Satu lagi fitur gadis itu yang terasa menyebalkan bagi Marko. Akhirnya dia hanya menghela napas sambil memejamkan matanya. "Lalu kamu punya ide apa untuk membalas jasaku?"