Marko lelah berdebat dan akhirnya dia mengambil satu kalengan jus jeruk dari tangan Azalea. Keputusan yang bijak karena sepertinya Azalea memang berniat terus memaksanya sampai dia bisa memilih salah satu dari dua minuman itu. Untunglah dia mengambil keputusan yang benar dengan memilih. Dia langsung membuka kalengan itu dan meneguknya. Suasana di antara mereka kembali terasa canggung.
Azalea ikut duduk di samping Marko. "Terima kasih karena sudah menyempatkan datang," gumam gadis itu tiba-tiba. "Hannah bilang kamu adalah orang sibuk, pasti tidak mudah menyempatkan diri untuk datang berkunjung seperti ini."
"Tidak perlu berterima kasih," Marko mengedikkan bahu. "Seharusnya aku memang melakukan ini dari dulu. Statusku adalah pemilik tempat ini, sudah seharusnya aku datang untuk mengurusnya sesekali."